Mohon tunggu...
Mahfud M
Mahfud M Mohon Tunggu... -

Research and Education for market derivatif produk

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Investasi dan Trading

2 Oktober 2012   08:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:22 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Istilah 'INVESTASI' tentu sudah sangat familiar bagi sebagian besar masyarakat. Menanamkan sejumlah modal awal pada suatu lahan bisnis atau instrumen diyakini dapat meningkatkan taraf kehidupan menuju arah yang lebih baik.
Tujuan akhir dari keputusan ber-investasi tak lain adalah untuk meraih kebebasan finansial. Sesuatu yang sulit sekali didapatkan melalui upaya konvensional, seperti pada dunia kerja.
Setiap jenis investasi dipastikan selalu memiliki tingkat resiko yang beragam. Rangkaian guncangan ekonomi global dalam kurun waktu tertentu, bisa menjadi pembelajaran sebelum menetapkan keputusan bisnis. Sebagai contoh, fenomena krisis finansial asia yang terjadi pada tahun 1998. Tidak ternilai berapa besar modal uang ‘termakan’ oleh volatilitas dunia usaha pada waktu itu.
Peristiwa serupa terulang 10 tahun kemudian di belahan dunia yang berbeda. Krisis Sub-prime Mortgage dan masalah suplai minyak menghantam Amerika Serikat dan kawasan eropa.
Berdasarkan pengalaman tersebut dapat disimpulkan bahwa profit dan risk mempunyai korelasi yang tidak terbantahkan.
Terdapat dua varian investasi yang bisa Anda pilih sesuai karakter diri, yakni investasi riil dan investasi virtual. Kami akan membantu memberikan gambaran mengenai ciri khas masing-masing. Investasi riil pada umumnya membutuhkan modal besar dan waktu yang relatif lama untuk mencapai break-even point. Disamping itu, jenis investasi ini mensyaratkan kekuatan manajerial dukungan eksternal demi mencapai prospek jangka panjang.
Tingkat kesulitan lebih tinggi akan ditemui apabila bisnis riil yang kita bangun memiliki konsep direct selling. Mengutip kiat Donald Trump dalam berbagai kesempatan, 3 faktor utama dari suatu usaha riil adalah lokasi, lokasi dan lokasi!  Sayangnya, pemilihan lokasi sangat dipengaruhi oleh kemampuan pendanaan yang mumpuni dari pemodal. Biaya sewa lahan selalu jadi pos anggaran terbesar dari sebuah bisnis. Contoh tersebut hanyalah satu dari sekian banyak kendala yang pasti ditemui dalam investasi riil.
Dari kacamata profit usaha, keuntungan bisnis riil relatif tidak terlalu signifikan. Perputaran uang melalui transaksi langsung, sangat tergantung pada ketersediaan likuiditas. Sebagai contoh, apabila Anda memiliki sebuah hunian pada suatu wilayah strategis. Ketika harga rumah tersebut mengalami kenaikan, maka Anda memutuskan untuk menjualnya. Langkah terpenting yang harus Anda lakukan adalah menemukan calon pembeli yang akan menyetujui penawaran Anda. Meskipun aset dan harga properti Anda sangat atraktif, kenaikan nilai investasi itu hanya akan sia-sia bila tidak ada pembelinya.
Segala tantangan yang sudah kita bahas di atas, tidak akan ditemui pada investasi berjangka. Likuiditas seluruh unit investasi tersebut sangat tinggi dan dapat diperdagangkan kapan saja. Produk berjangka pada umumnya memiliki karakteristik high risk/high return. Sehingga semua mitra usaha Kami dapat menikmati potensi keuntungan yang tidak terbatas.
Semoga  Anda menemukan kecocokan dengan konsep investasi seperti ini.  Agar nantinya Anda bisa menghasilkan return yang lebih besar.

Terima Kasih

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun