Mohon tunggu...
Mahfud M
Mahfud M Mohon Tunggu... -

Research and Education for market derivatif produk

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Menanti Pemicu Baru!

31 Oktober 2012   07:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:10 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibarat sebuah mobil sport, harga emas mampu melaju dengan kencang melewati berbagai hambatan, kemudian  lajunya sempat terhenti dan justru bergerak mundur beberapa meter kebelakang. Mobil kemudian berjalan lagi dang megylang hal yang sama sebelum akhirnya bergerak maju mundur. Analogi tersebut dirasa cukup untuk merefleksikan kinerja harga emas dalam beberapa bulan terakhir.

Diakhir bulan September, harga emas mengukir kenaikan kuartalan terbesar dalam dua tahun terakhir. Rasio penguatan sebanyak 11% hanya dalam tiga bulan cukup untuk menggambarkan kinerja impresif logam mulia satu ini. Setelah menyentuh level tertinngi dalam 11 bulan terakhit di $ 1796 per troy ounce pada tanggal 5 oktober lalu, emas sempat tergerus 3,3% sekaligus memangkas keuntungan yang diperoleh dari pengumuman aksi pembelian surat hutang Federal Reserve, 13 September 2012. Meski kini harganya bergerak maju mundur, banyak pengamat komoditi tetap optimis bahwa emas akan naik ke level lebih tinggi bahkan mampu menembus $ 2000 per troy ounce di penghujung 2012 atau awal 2013. Alasan dibalik optimisme tersebut sangat sederhana, yaitu pemberlakuan suku bunga rendah oleh Bank Sentral Amerika Serikat hingga tahun 2015 mendatang. Suku bunga rendah akan mempersulit penguatan nilai tukar USD sehingga harga komoditu yang ditransaksikan memakai vakuta dollar menjadi lebih terjangkau oleh investor. Faktor lainnya adalah ketidakpastian ekonomi global, yang bisa mendorong investor untuk memilih emas sebagai salah satu pilihan safe haven.

Terlepas dari segala faktor yang menaunginya, emas saat ini sudah menjadi suatu aset yang diperdagangkan secara agresif oleh investor karena mampu memberikan imbal hasil atau return yang menarik. Sebagai salah satu contoh asset class yang dianggap mengandung resiko tertentu, emas sangat sensitif merespon data-data ekonomiterutama yang berasal dari Amerika Serikat. Hal ini terjadi karena emas ditransaksikan memamkai mata uang negara tersebut. Di lain sisi, masalah hutang eropa tidak serta merta mendorong kanaikan harga karena emas sudah menjadi bagian dari aset yang bergerak negatif saat situasi ekonomi memburuk. Korelasi faktor inilah yang membuat harga emas menjadi sangat fluktuatif dan bergerak mengikuti harga komoditi serta asset class lainnya.

Saat ini berita paling hangat yang beredar di pasar masih seputar krisis hutang di zona Euro dan sepertinya isu tersebut masih akan bertahan hingga akhir tahun. Problem terus datang silih berganti di benua biru sehingga bermunculan negara pesakitan baru. Kali ini korbannya adalah Spanyol, yang terindikasi harus mengajukan bailout kepada Uni Eropa. Belum lagi masalah lain seperti perlambatan ekonomi China. Negara dengan kapitalisasi ekonomi terbesar Asia ini menjadi perhatian utama karena berperan sebagai lokomotif pertumbuhan dunia. Inggris yang digadang sebagai salah satu kekuatan ekonomi paling penting juga tidak luput dari masalah sehingga wajar bila wacana pelonggaran moneter dari bank sentral negara itu ikut mencuat ke permukaan. Kondisi tidak jauh berbeda juga dialami oleh negeri kangguru, Australia dimanabank otoritas moneternya dipaksa memangkas suku bunga dalam 4 bulan terakhir akibat lambatnya laju ekonomi domestik.

Sebagai asset class, emas otomatis terseret ke dalam beragam isu yang muncul di dunia keuangan, baik positif maupun negatif. Logam mulia primadona investor ini melebur bersama aset-aset beresiko dan bergerak linear dengan produk keungan lainnya. Namun sebagai  salah satu safe haven, nilai emas masih relatif  terlindungi. Saat ini aset lainnya terpuruk dan rentan terkoreksi dalam jumlah besar, emas mampu bertahan karena pelaku pasar tidak akan membiarkan harga logam mulia ini turun terlampau jauh. Emas justru semakin menarik ketika harganya semakin rendah.

Untuk dapat bergeraklebih tinggi lagi, emas sekarang membutuhkan suatu pemicu atau trigger baru. Fresh Issue dari wilayah Eropa atau Amerika Serikat akan sangat mempengaruhi pergerakan harga kedepannya. Investor sebaiknya tetap siaga memantau kabar teraktual karena pemicu baru itu bisa datang kapan saja.

Sumber : FM

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun