Mohon tunggu...
Mahfudh Harun
Mahfudh Harun Mohon Tunggu... Administrasi - Suka menulis dan senang berbagi

Orang biasa

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mau Untung Besar Bisnis Anda? Kendalikan Dengan Ini

13 Februari 2016   11:27 Diperbarui: 13 Februari 2016   11:43 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="yunorisavailable.blogspot.com"]Bisnis sejatinya menguntungkan diri sendiri dan orang lain. Dengan kata lain bisnis menjadi mutualisme yang menguntungkan bersama-sama, baik pebisnis maupun konsumen.  Keuntungan bisa dalam bentuk uang atau manfaat lain yang diterima oleh kedua belah pihak.

Namun, dalam praktiknya sering kali berubah, banyak diantara pebisnis ingin mendapatkan keuntungan sesaat tanpa peduli kekecewaaan yang dirasakan oleh para pembeli/konsumen.  Dan memang pebisnis seperti ini tidak akan pernah maju bahkan dalam kurun waktu yang singkat harus gulung tikar.

Kita ambil beberapa contoh saja yang pernah terjadi,  mulai dari yang terbesar sampai dengan yang level kecil. Mulai Pengusaha kelas kakap sampai dengan kelas teri alias petani, ya petani pelaku agribisnis di tingkat on-farm. Mulai dari produk sintesis buatan pabrikan sampai dengan produk mentah dan natural hasil pertanian dan perkebunan.

Kasus-kasus antara lain : 1) Tentu masih ingat dan terngiang alias belum terlupakan barang kali bagaimana pengusaha mengimpor beras plastik ke Indonesia. 2) Hilangnya kedelai di pasaran, yang kemudian ternyata di simpan di gudang sebagai sebuah spekulasi sehingga harga menjadi naik meroket. 3) Diberikan pengawet illegal pada berbagai jenis makanan dan minuman sehingga merusak kesehatan pembeli atau konsumen.  4) Plastik disulap menjadi minyak goreng.

Sejenak saya lihat dalam memori apa masih tercatat, dan rupanya masih ada  contoh-contoh. Yaitu,   5) Minyak atsiri seperti minyak pala dicampur minyak tanah oleh produsen pada saat harga pasar tinggi, 6) Mempercepat matang produk sebelum waktunya dengan penambahan bahan-bahan tertentu, seperti mengkarbit pisang, dan lain-lain masih banyak jika rajin mencermatinya.    

“Setitik noda akan merusak susu sebelanga.”  Agaknya cocok ungkapan ini jika pelaku-pelaku bisnis yang “hatinya” telah tergoda dan ternoda akan mendistorsikan multi pihak. Dan pada gilirannya akan seperti “senjata makan tuan” akan menikam dan membunuh usaha atau bisnisnya sendiri.

Mengapa hal-hal seperti tersebut di atas terjadi di negeri ini? Saya melihat bahwa apa yang terjadi ini tidak lain bersumber dari  moral pelaku. Dan memang kita akui atau tidak, krisis moral yang terjadi dari waktu ke waktu semakin terkikis dan dampaknya telah merasuki ke dalam multidimensi pembangunan  lainnya.

Semestinya moral harus benar-benar menjadi sistem kendali internal dalam bisnis.  Jika sistem kontrol ini sudah hilang dari hati manusia, maka apapun salah atau benar, baik atau buruk tidak lagi menjadi pertimbangan karena yang ia pikirkan adalah dirinya sendiri. Orang lain menjadi korban, tidak menjadi urusan bagi mereka-mereka yang telah kehilangan nilai-nilai moral dari kehidupannya.

Idelanya tujuan usaha dalam berbisnis adalah meraih benefit bukan profit. Artinya, keuntungan yang proporsional haruslah menjadi target dari pebisnis. Bukanlah keuntungan yang didorong oleh hawa nafsu belaka. Nafsu serakah membisikkan pelaku untuk melakukan kecurangan supaya memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya.  Akhirnya, Sia-sia dan bisa-bisa hanya sesaat saja dapat dinikmatinya karena dipengaruhi oleh berbagai faktor yang paut-berpaut.

Jika ingin untung besar dalam bisnis maka kendalikan dan gunakan moral serta tetapkan tujuan yang jelas. Tujuan dari usaha sebenarnya dilakukan dan ditujukan kepada Tuhan penciptanya,maka akan melahirkan perilaku ikhlas dan tulus. Pada gilirannya, Tuhan akan membalas dengan hasil dan “keuntungan” yang tinggi dan baik pula.  “Dan katakanlah, Bekerjalah.’ Allah akan melihat pekerjaanmu, (juga) Rasul-Nya dan orang beriman. Kamu akan dikembalikan kepada Allah yang mengetahui yang ghaib dan nyata kelihatan. Lalu ia akan memberitahukan kepadamu apa yang kamu lakukan (QS. At-Taubah : 105).”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun