Mohon tunggu...
Mahfudh Harun
Mahfudh Harun Mohon Tunggu... Administrasi - Suka menulis dan senang berbagi

Orang biasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Marah-marah

12 Maret 2016   10:05 Diperbarui: 12 Maret 2016   13:29 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="ibay29.blogspot.com"][/caption]

 

Dari dalam darah 

Lihatlah, di sana ada warna memerah

Mengalirkan api 

yang telah lama bersemayam dalam hati

Menyala-nyala dan membumbung tinggi 

Memanggang kayu dan ranting-ranting

Yang rapuh dan kering

 

Api yang menyala-nyala

Menjalar jalar ke padang yang gersang

Membakar akar-akar rumput, takut binasa dirinya

Hanya harapkan kekekalan dalam rasa bimbang

 

Lalu, hujan turun dari awan bawakan air, berkata :

Padamkan api yang membara

Dengan air siram merata

Matilah setan-setan neraka

 

Dan...

Gurindam malam ingin berdaulat tak pasal

Sampai siang nyatakan pasal :

Yang kuat bukan saat bergulat sampai berdarah

Tapi, yang kuat yang mampu kendalikan diri 

Saat apinya menyala merah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun