Mohon tunggu...
Mahfita Dwiyanti Rahayuningtyas
Mahfita Dwiyanti Rahayuningtyas Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

manusia biasa yang berusaha menjadi luar biasa

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Tepat Tempat dan Waktunya

15 Juli 2013   11:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:32 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu hal yang membuat stress di rumah adalah ketika melihat keadaan rumah berantakan. Cucian baju dan piring menumpuk, lantai belum disapu dan barang-barang lain tersebar di mana-mana. Belum lagi bagi yang memiliki anak kecil di rumah segala mainan dan sisa-sisa makanan berceceran di setiap ruangan. Ketika saya mengalami hal ini, saya merasa rumah rasanya seperti sarang hewan. Perasaan hati jadi tidak enak, ingin marah terus, mau istirahat juga tidak nyaman. Rasanya tidak ada ruang damai dalam rumah. Begitu pula ketika saya tinggal di kosan, kejadian serupa juga kerap terjadi.

Biasanya kondisi super berantakan ini terjadi ketika UAS berlangsung, lebih tepatnya dimulai ketika minggu tenang datang. Tidak seperti namanya yang berkesan adem ayem, minggu tenang justru menjadi minggu tegang karena banyak tugas take home essay dengan minimal 1000 kata harus diselesaikan.Berdasarkan pengalaman saya, menghindari kehidupan seperti yang diceritakan di atas adalah mudah. Patokan yang wajib kita pegang dan kita terapkan adalah "Tepat Tempat dan Waktu" kalau bahasa militernya sih "DISIPLIN".

Ini benar-benar terasa ketika saya memasuki bangku kuliah. Dikejar deadline tugas , diburu jadwal kegiatan organisasi dan dibebankan oleh kebutuhan hidup seperti makan, baju bersih dan lain-lain yang harus selalu tersedia setiap hari. Sementara waktu manusia adalah statis 24 jam sehari.

Tindakan pertama yang saya lakukan ketika gejala berantakan mulai menyerang adalah diam sejenak. Ya, diam sejenak ambil nafas lalu memperhatikan sekitarnya. Jika perlu ambil kertas dan pulpen. Amati dan buat daftar barang-barang yang tidak berada pada tempatnya. Misalnya, letakkan baju kotor di kotak cucian, gantung baju yang masih bersih dan hendak dipakai lagi. Tapi sebaiknya jangan terlalu lama menggantung pakaian, karena debu yang menempel membuat kulit kita jadi iritasi ketika memakainya. Kalau tidak baju tersebut juga akan menjadi sarang nyamuk. Kalau ada piring bekas makan yang teronggok di dekat meja ketik, segera cuci keringkan dan letakkan di rak piring. Begitu pula dengan gelas dan sendoknya.

Jika anda adalah mahasiswa, biasanya kamar anda akan dipenuhi dengan kertas dan kertas. Jika kertas tersebut masih terpakai seperti bahan kuliah maka simpanlah dalam file folder. Jika kertas tersebut sudah tidak terpakai, pisahkan jenisnya. HVS dikumpulkan dengan HVS. Sortir kertas yang masih banyak kosongnya. Jika telah cukup, bisa diklip untuk dijadikan oret-oretan atau note kecil. Untuk kertas koran, silahkan mensortir berdasarkan liputan tertentu atau foto-foto menarik yang kemudian dibendel dalam sebuah kliping. Tapi jika tidak telaten silahkan dikilokan saja. Setelah membereskan kertas, coba amati lagi sekelilingnya.

Cek sepatu dan kaus kaki, kalau sudah bau langsung diangkut ke belakang untuk dicuci. Botol-botol bekas minuman yang biasanya dikonsumsi oleh anak kos, sebaiknya dikumpulkan dalam sebuah kantong besar untuk dikilokan. Jika ada waktu bolehlah disortir yang bentuknya bagus untuk dipermak menjadi tempat pernak-pernik. Anak muda terkadang suka menyepelekan uang, utamanya uang receh. Mentang-mentang tinggal minta uang receh kadang hanya dibiarkan berserakan di lantai. Jika punya celengan masukkan saja ke celengan, namun jika belum. Silahkan lubangi botol bekas air mineral untuk jadi celengan, Syukur-syukur jika kita sempat memberi hiasan. Rapikan juga alat-alat tulis, dalam dusgrip atau kotak perlengkapan. Setelah kegiatan merapikan selesai, dan semua telah pada tempatnya. Kita harus membuat janji pada diri sendiri.

Janji akan meletakkan semua pada tempatnya, serta janji akan melakukan pekerjaan tepat pada waktunya. Tidak menunda-nunda, apalagi bermalas-malasan. Pagi setelah sholat shubuh dan mengaji, segera menggerakkan badan untuk mencuci baju atau perkakas dapur. Sehingga kita tidak kerepotan jika membutuhkan barang-barang tersebut. Kalau tidak ada yang dicuci, bisa kita membersihkan kasur dan menyapu kamar. Jadi ketika pulang dari kampus atau tempat kerja kita bisa langsung rebahan tanpa harus beres-beres dulu.

Dulu saya beranggapan yang harus disiplin dan teratur adalah mereka yang menjadi seorang tentara atau polisi. Tetapi setelah mengalami kondisi-kondisi neraka di mana pikiran kacau, capek , lapar tetapi rumah berantakan (waktu itu saya sedang SMA). Saya baru sadar bahwa keterpurukan itu bukan salah orang lain, tetapi karena kesalahan dari diri kita sendiri yang suka malas, menunda-nunda pekerjaan dan tidak berpikir futuristik (cie, istilahnya begitu menurut saya). Keteraturan dan kedisiplinan bisa dibilang adalah kunci lancar dan suksesnya sebuah kegiatan. Saya bisa langsung istirahat setelah lelah berkegiatan seharian di kampus, sementara teman saya harus bersih-bersih kamar dulu baru bisa rebahan. Saya juga tinggal pakai piring dan sendok ketika makan, tanpa harus mencuci dan mengeringkannya dahulu ketika akan makan. Jika hal-hal kecil bisa beres dengan bersikap tepat tempat dan waktu, maka tidak menutup kemungkinan jika pekerjaan besar juga akan lancar dan sukses dengan sikap teratur dan disiplin. Selamat menerapkan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun