Kopi merupakan salah satu komoditas dan produk mentah yang sangat dibutuhkan di pasaran saat ini. Sektor kuliner terutama caf selalu memiliki kopi di dalam menu. Minuman bekopi sering kali menjadi menu yang dipesan oleh pengunjung caf untuk menemani kegiatan, seperti mengerjakan pekerjaan, mengerjakan tugas, rapat, online meeting atau sekedar berkumpul dengan rekan dan pasangan. Desa Tenjolaya merupakan salah satu daerah yang menjadi pemasok biji kopi ke berbagai daerah hingga dibangun perkumpulan petani kopi di Desa Tenjolaya.
Kopi Katenjo merupakan merek biji dan olahan bubuk kopi yang didirikan oleh Bapak Dedi Sahyana pada tahun 2016. Kopi Katenjo menghadirkan berbagai variasi biji kopi yang diproses hingga menghasilkan biji kopi berkualitas tinggi. Varian biji kopi Kopi Katenjo adalah semi wash, full wash, honey, wine, dan natural. Walaupun memiliki varian biji kopi yang berbeda-beda, semua varian berasal dari biji kopi yang sama, yaitu kopi arabika.
Biji kopi arabika sendiri merupakan biji kopi yang dihasilkan dari tanaman "Coffea Arabica" yang tumbuh di daerah Etiopia dan dipopulerkan oleh bangsa arab yang kemudian memasarkannya ke berbagai daerah. Dibandingkan dengan biji kopi jenis robusta, kopi arabika dikenal memiliki aroma yang khas, warna yang tidak pekat, serta cita rasa yang kuat dan sedikit asam. Varian berbeda Kopi Katenjo terletak dari proses dan metode pengolahan biji kopi sehingga menghasilkan cita rasa yang berbeda.
Seperti biji kopi full wash yang diproses dengan memasukan biji kopi kedalam air untuk memisahkan biji kopi dengan memasukan biji kopi ke dalam air untuk memisahkan biji yang belum dan sudah matang. Perbedaan biji kopi yang belum dan sudah matang adalah apabila biji kopi tenggelam, artinya biji kopi sudah matang, namun apabila biji kopi mengapung, menandakan biji kopi tersebut belum matang. Perendaman biji kopi dapat memakan waktu hingga 12 hingga 34 jam tergantung suhu udara lingkungan dan mengganti air rendaman di pertengahan proses. Setelah direndam, biji kopi kemudian di kupas hingga meninggalkan hanya biji kopi saja yang kemudian memasuki proses penjemuran hingga kering dengan jangka waktu 3-4 minggu tergantung kondisi cuaca, proses penjemuran biji kopi selesai apabila kadar air kopi berada pada rasio 10-12%. Karakter yang dihasilkan kopi full wash cenderung lebih bersih, light, sedikit fruity, dan biji lebih lembut.
Lalu ada semi wash yang hampir mirip dengan full wash, perbedaannya terletak pada air yang lebih sedikit, yaitu hanya menggunakan air pada saat membersihkan biji kopi saja selama 1-2 jam saja. Kemudian biji kopi memasuki proses pengeringan selama 2-3 hari hingga kulit parchment terbuka, proses selajutnya adalah proses pengupasan kulit parchment tersebut. Setelah dikupas, biji kopi kembali melalui proses pengeringan untuk kedua kalinya untuk mencapai kadar air 10-12%. Cita rasa yang dihasilkan proses semi wash adalah cenderung memiliki tingkat kemanisan yang lebih tinggi dibandingkan kopi full wash.
Berbeda lagi dengan biji kopi natural, kopi natural tidak melalui proses pencucian di awal, namun biji kopi langsung memasuki proses penjemuran setelah dipetik bersama dengan kulitnya yang belum dikupas. Selama proses penjemuran, biji kopi ini harus dibalik secara berkala agar biji kopi mongering secara merata dan menghindari jamur atau pembusukan. Disebut proses natural karena biji kopi akan mengalami proses fermentasi secara natural dan kulit kopi akan terkupas dengan sendirinya. Cita rasa kopi natural adalah manis karena membiarkan biji kopi melalui fase fermentasi yang lebih panjang sehingga gula gula dalam daging buah kopi di bawah sinar matahari lebih intens meresap ke dalam biji kopi sehingga memiliki cita rasa "fruity" dan tingkat keasaman yang cenderung rendah.
Lalu ada juga biji kopi honey yang dihasilkan melalui proses menggunakan lebih sedikit air. Mesin mekanis diatur supaya meninggalkan Sebagian lendir masih melekat pada biji kopi sebelum dijemur. Asal sebutan honey berasal dari nama lendir yang melekat pada biji kopi dalam bahasa Spanyol, yaitu miel atau honey. Pada proses pengeringan, biji kopi menyerap lendir yang menyelimuti biji kopi tersebut sehingga menjadi semakin lengket dan menyerupai tekstur madu (honey). Lendir tersebut memiliki kandungan gula dan keasaman yang dimana semakin terkonsentrasi lendir tersebut pada prose pengeringan, semakin terkonsentasi pula kandungan tersebut menembus dan menyerap ke dalam biji kopi. Maka dari itu cita rasa yang dihasilkan kopi honey adalah tingkat kemanisan yang tinggi dengan keasaman yang seimbang.
Proses biji kopi wine adalah proses yang tidak berbeda jauh dengan proses kopi natural, perbedaannya terletak pada lokasi biji kopi ditanam dan durasi proses penjemuran. Petani kopi percaya bahwa kopi yang baik untuk diproses menjadi kopi wine adalah kopi yang ditanam di ketinggian lebih dari 1500 mdpl karena jumlah getah yang dihasilkan semakin tinggi. Apabila kopi natural hanya dijemur sekitar 2-3 minggu, biji kopi wine dijemur dalam jangka waktu 30-60 hari tergantung kondisi cuaca daerah tersebut. Proses penjemuran yang panjang bertujuan untuk membiarkan lendir semakin melekat pada biji kopi hingga mengeluarkan rasa dan aroma wine.