Mohon tunggu...
Mahestha Rastha A
Mahestha Rastha A Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ketidakhadiran Kakek dan Nenek, Lebaran Jadi Terasa...

19 April 2021   18:09 Diperbarui: 19 April 2021   18:54 966
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu alasan orang-orang mudik, saya yakin (bagi Ayah dan Bunda) ingin sekali bertemu dengan orang tua yang sudah lama tidak dijumpai. Sedangkan bagi anak-anak, pasti ingin sekali bertemu dengan kakek dan neneknya yang tidak setiap saat bisa mereka temui. Betul begitu? Kalau jalan-jalan, saya yakin itu hanya alasan kesekian. Alasan utamanya adalah bertemu dengan kakek dan nenek.

Ya. Bertemu dengan kakek dan nenek adalah salah satu alasan utama berkumpulnya sanak saudara di salah satu rumah dan mengobrol bersama. Bahkan banyak yang rela berangkat dari ujung timur Indonesia ke pulau jawa karena ingin bertemu dengan kakek dan neneknya. Padahal alasannya sungguh sederhana, karena ingin menengok, dan membuat kakek dan nenek bisa melihat anak-anaknya sudah dewasa, cucunya sudah pada besar, bahkan cucunya sudah ada yang menikah dan dikaruniai seorang anak.

Menurut pandangan saya, kakek dan neneklah yang membuat semua orang dalam satu garis keturunan keluarga bisa berkumpul bersama. Karena ada tujuan dari Ayah dan Bundanya untuk melihat orang tuanya, yaitu melepas rindu dengan orang tua mereka. Bahkan Ayah dan Bunda ingin "memamerkan" anak mereka kepada orang tuanya bahwa, "Ini loh cucunya sudah pada besar semua."

Tapi, ketika kakek dan nenek sudah Allah ambil, salah satu tujuan untuk berkumpul bersama saudara jadi hilang. Jujur, itu pun yang saya rasakan. Ketika momen lebaran dan berkumpul bersama saudara yang lain, ada sosok yang kurang. Sosok yang biasanya paling pertama saya raih tangannya untuk saya cium. Tapi, mereka berdua sudah tidak ada. Padahal, dulu ketika momen berkumpul bersama saudara tiba, suasananya begitu ramai tak terkendali. Tapi ketika dua sosok ini hilang, entah kenapa, saya merasa tidak seramai dulu.

Walau mungkin banyak dari kita yang kurang dekat dengan kakek dan nenek. Tapi saya termasuk yang dekat dengan mereka. Sehingga, ketika momen lebaran tiba. Rasa semangat menggebu untuk hadir berkumpul, jadi hilang entah kenapa. Mungkin karena dua sosok itu sudah tidak ada di bumi Allah lagi.

Memang, walau ketika lebaran bersama keluarga, kakek dan nenek tidak terlalu banyak bicara, tapi melihat mereka ada, itu sudah menjadi sebuah pelengkap bahwa besarnya keluarga yang kita miliki. Sedih, kalau diingat-ingat kembali momen bersama mereka.

Kalau saya pikir-pikir, momen lebaran setelah kepergian kakek dan nenek, harusnya dijadikan renungan untuk kita bersama. Kita jadi ingat dengan wajah mereka dan mendoakan dalam hati kita masing-masing. Mungkin banyak dari kita yang jarang mendoakan kakek dan neneknya yang sudah tiada. Padahal, mereka juga salah satu keluarga kita.

Nah, di momen lebaran, semoga itu bisa menjadi kesadaran tersendiri bagi kita masing-masing bahwa, "Oh dulu kalau lebaran pasti ada kakek dan nenek, sekarang sudah tidak ada." 

Kita jadi ingat kematian. Kita jadi ingin mendoakan mereka yang sudah ada "di sana."

Yah, seperti inilah hidup. Tak kenal tua dan muda. Kalau sudah saatnya Allah ambil, maka tunggulah masa di mana Izrail datang menemui kita untuk "bertamu."

Semoga tulisan sederhana ini bermanfaat dan menjadi renungan kita bersama. Aamiin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun