Mohon tunggu...
Mahessa Kholiviar
Mahessa Kholiviar Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Saya seorang mahasiswa yang menggemari aktivitas perekenomian termasuk dengan kesenjangan ekonomi yang masih ada di sekitar kehidupan saya

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Perbedaan Menyatukan antara Retorika Dakwah dan Dakwah Retorika

25 Juni 2024   18:27 Diperbarui: 25 Juni 2024   18:29 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi Syamsul Yakin dan Mahessa Kholiviar (Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Retorika dalam dakwah membuat pesan lebih beragam, menarik, dan estetis. Dakwah membutuhkan seni komunikasi verbal dan nonverbal. Tanpa retorika, dakwah seperti sayur tanpa garam, kurang berkesan.

Selanjutnya Retorika dalam dakwah membuat ceramah menjadi lebih berbobot karena menggunakan bahasa baku, data, dan riset. Ini cocok untuk mad'u yang lebih rasional dan kritis.

Kemudian, Retorika dalam dakwah membuat pesan menjadi  lebih informatif, persuasif, dan menarik. Tujuannya agar pesan-pesan seperti akidah, syariah, dan akhlak dapat disampaikan menjadi lebih mudah, diterima dan dipahami dengan baik oleh mad'u.

Tak kalah pentingnya, retorika dakwah digunakan Retorika dalam dakwah mengajarkan dai untuk menggunakan pathos, logos, dan ethos. Ketiga inilah adalah prinsip dasar dari retorika Aristoteles yang meningkatkan kualitas dakwah dan respons mad'u.

Retorika dalam dakwah selalu dipandang penting karena mengakomodasi mad'u yang semakin banyak menggunakan platform online. Ini termasuk komunikasi nonverbal seperti gerakan dan bahasa tubuh, baik secara langsung maupun melalui digital.

Retorika dalam dakwah penting karena dakwah melibatkan lima tahapan: penemuan, penyusunan, gaya, memori, dan penyampaian. Ini disebut sebagai teknik dakwah untuk memastikan pesan tersampaikan secara efektif.

Selanjutnya, dakwah beretorika dipahami sebagai  dakwah yang isinya hanya retorika semata. Dakwah retorika memilki tujuan tertentu, seperti prestasi politik, pencapaian ekonomi, dan gengsi sosial. Dakwah retorika sebagai jembatan di tengah gaya bicara yang memukau.

Maka dari itu, dakwah retorika harus dipertimbangan. Pertama, dakwah adalah amanah yang diberikan dari langit. Banyak ayat al-Qur'an  dan hadits Nabi  yang dapat dipelajari untuk menjelaskan hal ini. Menjadikan dakwah sebagai retorika seakan menjadi kehilangan ruhnya.

Dakwah adalah ibadah yang memberi manfaat baik di dunia maupun akhirat. Yang berdakwah harus memiliki niat yang benar, karena tujuan sejatinya adalah mencari ridha Allah untuk mendapatkan rahmat-Nya.

Jadi intinya retorika dakwah berbeda dengan dakwah retorika.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun