Mohon tunggu...
Mahesa Tebing Rinjani
Mahesa Tebing Rinjani Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Seorang Pelajar Kolese Kanisius

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Dampak Perlakuan Strict Parents ke Anak-Anak

12 April 2023   10:30 Diperbarui: 12 April 2023   10:31 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Istilah strict parent merupakan istilah yang sangat umum di kalangan muda jaman sekarang. Apa sih istilah strict parent? Secara singkat, strict parent adalah terdapat banyaknya peraturan yang diterapkan orang tua kepada anak-anak mereka dan pengetatan kegiatan-kegiatan yang ingin dilakukan anak-anak yang mereka miliki. Hal ini bertujuan agar menjaga sang anak untuk selalu berada di rumah dan di bawah jangkauan orang tua.

Walau berawal dari tindakan yang positif, tapi lama kelamaan menjadi negatif. Mengapa begitu? Karena tindakan-tindakan strict parent yang dicerminkan oleh orang tua kepada sang anak kadang berlebihan. Contohnya, anak sama sekali tidak diperbolehkan keluar selain sekolah, kesalahan-kesalahan yang dilakukan sang anak akan diakibatkan dengan hukuman, dan memprioritaskan pembelajaran dibandingkan apapun. Dengan ini membuat orang tua selalu memberikan tuntutan sedangkan tidak responsif terhadap tanggapan sang anak, sehingga menghasilkan hubungan timbal balik yang tidak adil antara orang tua dan anak.

Tindakan strict parent banyak disebabkan oleh orang tua yang takut akan keberadaan anak-anak mereka. Mereka takut apabila tindakan dan masa depan anak-anak mereka tidak sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Oleh karena itu, menimbulkan ide untuk membuat anak-anak mereka selalu berada di jangkauan rumah dan mengurangi waktunya di luar rumah, sehingga membuat anak-anak kurang explore isi dunia yang seharusnya mereka rasakan.

Anak-anak yang terkena libasan orang tua strict parent cenderung kurang memiliki percaya diri, susah mengontrol emosi dan gampang marah, serta mengalami stres hingga mencapai depresi. Hal-hal ini bisa terjadi karena anak-anak tersebut hanya terpatok di rumah saja dengan pegangan gadget, dimana seharusnya mereka berada di lingkungan luar untuk bersosialisasi dan mencari teman-teman baru. Dengan ini membuat mereka kurang mendapat interaksi antar sesama manusia yang membuat kurang memiliki percaya diri dan oleh karena terlalu seringnya berada di posisi kesepian dan hanya sendiri membuat mereka mengalami stres hingga mencapai tingkat depresi. Orang tua yang memberi libasan berupa amarah atau perlakuan fisik kepada anak-anak mereka juga membuat mereka menjadi susah mengontrol emosi dan gampang marah, oleh karena mereka tidak diberikan kesempatan untuk berpendapat melainkan hanya ditindas dengan tuntutan sang orang tua.

Masalah strict parent bisa diselesaikan dengan satu hal yang simpel namun efisien, yaitu kesepakatan mufakat antara orang tua dengan sang anak. Solusi ini memberikan kesempatan kepada sang anak untuk berpendapat mengenai tuntutan-tuntutan yang diberikan oleh orang tua, dengan membuat kesepakatan antara tuntutan orang tua dengan pendapat sang anak, sehingga akan membuat sebuah hubungan yang lebih adil, dimana orang tua bisa memenuhi tuntutan-tuntutan yang diinginkan namun sang anak masih bisa negosiasi dengan hal-hal yang ia ingin lakukan juga. Solusi ini memusnahkan adanya istilah strict parent dan pada masanya seorang anak sangat membutuhkan sosialisasi untuk menumbuhkan individual dan soft skills yang dibutuhkan pada masa depan, serta untuk memperbanyak adanya koneksi antar teman yang akan digunakan juga di masa depan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun