Surat Terbuka Warga Ring 1 Untuk Komnas HAM
Wahai Komnas HAM, apakah kami warga Ring 1 Â dianggap bukan manusia? Surat yang anda tujukan kepada Presiden RI telah mencederai kami, mencederai hak-hak kami warga Ring 1 yang mayoritas mendukung hadirnya pabrik PT Semen Indonesia di Rembang. Sebagai lembaga yang statusnya setara lembaga negara, seharusnya Komnas HAM bersikap adil dan seimbang. Tidak memihak, memberikan solusi konkrit yang netral, namun pernyataan Komnas HAM telah mengintimidasi agar terbit keputusan yang memihak sekelompok orang yang mengatasnamakan warga Rembang.
Semestinya, yang menjadi prioritas kegelisahan Komnas HAM adalah kami, warga Ring 1. Masyarakat Pegunungan Kendeng yang anda maksud bukan kami, mereka jauh berada di luar Rembang. Sejak berpuluh tahun, kami hidup dalam kemiskinan. hampir 80 persen dari warga di sini berada di bawah garis kemiskinan. Penambangan swasta yang sudah berlangsung sejak 1998, tak memberikan dampak kehidupan yang baik. Sementara ketika PT Semen Indonesia hadir di Rembang tahun 2012, kami melihat harapan cerah, harapan untuk berajak pada kehidupan yang lebih sejahtera, mengapa? Karena kami tahu, PT Semen Indonesia adalah perusahaan negara, dan kami yakin negara tidak akan menelantarkan kami, tidak akan semata-mata mengeruk hasil bumi dan membiarkan warganya tetap dalam kemiskinan.
Kami warga Ring 1 yang akan merasakan dampaknya langsung, bukan masyarakat Pegunungan Kendeng apalagi warga Pati. Dan kami telah merasakan dampak yang dibawa oleh PT Semen Indonesia. Meskipun perusahaan negara ini belum beroperasi, tapi kepedulian dan komitmen PT Semen Indonesia membangun masyarakat di Ring 1 lewat pembangunan embung untuk kebutuhan air bersih dan irigasi pertanian, kami bahkan diberdayakan secara berkelanjutan agar mempunyai kemampuan dan keterampilan, hingga hampir 75 persen dari warga di Ring 1 mendapat kesempatan bekerja di PT Semen Indonesia.
Jika Komnas HAM katakan minimnya pelibatan masyarakat Ring 1 dalam rencana pembangunan pabrik PT Semen Indonesia, kami protes keras. Kami hadir berbondong-bondong untuk menghadiri sosialisasi yang dilakukan di Desa Kadiwono, Desa Timbrangan, Desa Kajar, Desa Pasucen dan Desa Tegaldowwo. Dan kami kompak melakukan aksi tanda-tangan dukungan sejumlah 3.000 warga Ring 1. Apa Komnas HAM tidak melihat hal ini?
Kami kecewa Komnas HAM bersikap diskriminatif dan tendensius terhadap warga Ring 1. Tapi kami tak pernah hilang harapan, kami berharap kepada Komnas HAM bersikap bijak sebagai lembaga pejuang hak asasi manusia, menyuarakan kebenaran dan fakta-fakta yang benar. Bukan kehendak atas dasar tekanan sekelompok orang yang mengatasnamakan kami, warga Ring 1.
Komnas HAM, pandanglah kami mayoritas warga ring 1 sebagai manusia yang mempunyai hak untuk hidup, hak atas pekerjaan dan hak untuk menentukan nasib sendiri, untuk hidup sejahtera.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H