Mohon tunggu...
Humaniora

Kejahatan Kemanusiaan Pelaku Cor Semen Kaki

14 Maret 2017   12:21 Diperbarui: 4 April 2017   17:52 1416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aksi 10 orang di depan Istana Negara pada Senin kemarin (13/3) dengan mengecor kaki menggunakan semen merupakan kejahatan kemanusiaan yang biadab. Alih-alih menarik simpatik untuk memuluskan tuntutan mereka, tindakan tersebut patut dihentikkan dan atas nama hak asasi manusia, mari menyuarakan untuk menindak tegas pelaku cor semen kaki.

Pelaku cor semen kaki telah menghilangkan hak-hak 10 orang. Bisa dibayangkan, cor semen kaki tidak akan dilepas sampai tuntutan mereka dilepas, maka selama itu pula 10 orang tersebut telah diminta secara paksa maupun sukarela oleh pelaku untuk menyerahkan hidupnya dibelenggu. Kebutuhan dasar hidup yang sejatinya menjadi hak privasi harus direlakan.

Ini belum soal efek pada kesehatan yang sangat mungkin terjadi. Simpatik kita bukan diletakkan dengan ikut menyuarakan tuntutan mereka kepada Presiden. Apa yang mereka sampaikan soal pabrik semen di Rembang, telah selesai secara hukum dan sesuai prosedural yang legal. Tetapi mari dukung untuk menghentikkan aksi biadab cor semen kaki dan menindak tegas pelaku. Apa artinya peringatan #InternationalWomensDay 8 Maret lalu, jika aksi Senin kemarin, pelaku telah menunjukkan kepada publik, perempuan dijadikan objek eksploitasi sebagai senjata melegalkan segala cara untuk mengalahkan hukum.

Persoalannya sekarang bukan soal penghentian pabrik semen dan meminta moratorium, aksi cor semen kaki bukan hanya berarti kejahatan kemanusiaan di depan publik, tetapi sebagai upaya pengaburan fakta. Sebuah upaya sistematis untuk menipu semua orang, termasuk Presiden, agar menuruti kemauannya.

Di masa kini, penjajahan dan pemerkosaan terhadap hak-hak manusia tidak lagi berada pada konteks goverment dengan power-nya menindas kaum marjinal. Dunia telah terbalik, sekelompok orang dengan kepentingannya memiliki power untuk mengalahkan pemerintah dengan menyisipkan kaum marjinal sebagai senjata untuk menekan. Mereka berkamuflase dengan nama-nama beken pejuang lingkungan, pejuang HAM, pejuang perempuan. Dan rasanya, kebijakan pemerintah dengan segala daya pikir dan usaha untuk mensejahterakan rakyat, dengan mudahnya diplintir, digembosi dan dicap sebagai kebijakan yang keliru.

Wahai aktivis cor kaki, Anda tidak bisa menipu semua orang selamanya dengan propaganda aksi mengejar simpatik seperti ngecor kaki. Publik sudah cerdas, lebih pintar, lebih mengetahui atau bahkan lebih memahami dari anda. Melihat suatu permasalahan berdasarkan fakta dan hukumnya.

Ingat, seberapa besar upaya anda untuk mengelabui publik, kebenaran akan mencari jalannya sendiri dan kebenaran pasti menang, sebaliknya kebatilan akan kalah dan musnah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun