Mohon tunggu...
Mahens
Mahens Mohon Tunggu... Freelancer - swasta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

tertarik hal baru

Selanjutnya

Tutup

Politik

Lagi, Dampak Statement Ade Armando Belum Selesai

10 Desember 2023   07:10 Diperbarui: 10 Desember 2023   07:10 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Gelombang protes buntut dari pernyataan Ade Armando di akun media sosialnya terus bergulir. Kali ini protes yang ditujukan kepada Ade Armando datang dari masyarakat dan budayawan di kota Solo. Spanduk-spanduk berisi kecaman terhadap statement Ade Armando terlihat di berbagai kecamatan di kota Solo. "menyakiti Yogyakarta sama dengan menyakiti Surakarta" demikian iai kecaman dalam spanduk-spanduk tersebut. 

Diketahui, Ade Armando menyampaikan kritik kepada para mahasiswa khususnya Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Gajah Mada (UGM), yang menggelar aksi protes terkait politik dinasti.

Lewat akun media sosial miliknya, Ade Armando menyebut bahwa BEM UGM ironis karena sesungguhnya mereka mengadakan aksi protes bahkan tinggal di Daerah Istimewa Yogyakarta yang mempraktikkan politik dinasti. 

Sayangnya pernyataan Ade Armando terlalu sembrono. Sangat jelas bahwa Ade Armando minim pengetahuan mengenai sejarah keistimewaan kota budaya tersebut. 

Pernyataan Ade Armando tersebut juga telah mendapat respon dari ketua umum PSI. 

"Kami dari partai PSI taat sama konstitusi apalagi yang menyangkut dengan daerah keistimewaan dari Daerah Istimewa Yogyakarta," ujar Kaesang di salah satu kafe di pusat Kota Surabaya (6/12/2023).

"Jadi buat kader PSI yang tidak bisa mengikuti Undang-Undang maupun Undang-Undang Dasar (UUD), itu juga buat bang Ade (Ade Armando) maupun kader yang lain yang enggak bisa taat, bisa keluar saja dari PSI," tegasnya.

Ade Armando sendiri sempat mengakui kekilafannya dan meminta maaf, dan sekali lagi Ade Armando tidak memahami budaya dan karakter masyarakat Jawa dimana seharusnya ia datang meminta maaf secara langsung di hadapan Sri Sultan Hamengkubuwono X selaku pemimpin daerah Yogyakarta yang namanya secara langsung ia sebut. Cara Ade Armando meminta maaf di akun media sosial dinilai masyarakat Jawa tidak sopan dan terkesan menyepelekan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun