Mohon tunggu...
Mahendra Paripurna
Mahendra Paripurna Mohon Tunggu... Administrasi - Berkarya di Swasta

Pekerja Penyuka Tulis Baca, Pecinta Jalan Kaki dan Transportasi Umum yang Mencoba Menatap Langit

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Sewa Komik, Main Gambaran dan Gundu, Nostalgia yang Kurindu Saat Ramadan Dulu

19 April 2021   12:02 Diperbarui: 19 April 2021   12:06 1113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yuk, kita nostalgia sejenak kembali kepada Ramadan saat kita kecil dulu. Dimana yang terpikir di otak adalah senang-senang dan menghabiskan waktu dengan bermain.

Setiap orang pasti memiliki berbagai kenangan indah tentang suasana Ramadan di masa kecil dulu. Mencari berbagai aktifitas agar bisa kuat berpuasa hingga maghrib tiba.

Di era 80-an berbeda dengan masa sekarang dimana anak-anak akrab dengan gawai. Saat ini mereka cenderung menghabiskan waktu berjam-jam bermain game online dengan menatap layar hp.

Di masa kecilku dulu setidaknya ada tiga aktivitas yang biasa dilakukan oleh anak-anak. Salah satunya hanya muncul di bulan Ramadan saja.

Sewa Komik

Di eraku dulu komik Indonesia masih menjadi raja di negeri sendiri. Hal ini tidak terlepas dari minat baca anak-anak yang cukup tinggi kala itu.

Banyak sekali komik yang tercipta dari tangan para kreator saat itu. Mulai dari komik Petruk Gareng karya Tatang S, Mandala Siluman Sungai Ular karya Man dan Jaka Sembung karya Djair.

Bukalapak.com
Bukalapak.com
Karena populernya bahkan beberapa juga sukses saat di filmkan untuk layar lebar. Dan Jaka Sembung bahkan populer sampai saat ini di dalam pantun "Jaka Sembung Bawa Golok". Hehehe.

Saat Ramadan ada yang unik di lakukan oleh anak-anak di lingkunganku. Biasanya karena senang membaca komik jadi setiap tahun koleksi kami pasti bertambah banyak.

Di bulan tersebut masing-masing anak memamerkan semua stocknya di halaman rumahnya. Mereka menggelarnya bak para pedagang profesional.

Semua itu tidak untuk dijual tapi disewa baca. Dan peminatnya juga membludak. Setiap anak harus membayar sejumlah uang agar diperbolehkan meminjam dan membaca di rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun