Jangan Tidur Ya, Kanda
Bisikanmu  menggetarkan anak telinga
Seiring gemulai tubuh yang pergi meninggalkan tempat kita bercengkrama
Tuk menemani tidur sang buah hati tercinta
Jika kau menyangka
Itu sebuah pertanda
Isyarat untuk bercinta
Maaf kau jelas salah sangka
Itu adalah sinyal bahwa aku harus siaga
Mewaspadai gempa yang bisa datang tiba-tiba
Atau banjir yang mungkin saja melanda
Seperti malam kemarin ketika hujan lebat tak kunjung mau mereda
Air yang datang dari luar pintu
Membuat ranjangku
berubah bak perahu
Mendayung, dalam nyenyak tidurku
Hujan malam berubah menakutkan
Seolah hantu yang mengincar dalam kegelapan
Lantunan doa menyelusup di gemerisik hujan yang menggoyang ranting
Coba mengusir kantuk yang buat mata lelah, memicing
Tembang mendayu dari tetesan hujan
Mengundang peri-peri tidur memainkan gamelan
Hanyut dalam lena yang meninabobokan
Terperosok ruang hampa yang memabukkan
Terbawa aku pada mimpi tentang bencana alam yang tak usai melanda
Tentang corona yang mengincar nyawa anak manusia
Tentang galaunya rasa oleh undang-undang tenaga kerja
Tentang cuti bersama yang tetiba diubah jumlahnya
Terbawa aku pada cerita klasik rumah tangga di layar kaca
Tentang pedangdut yang batal menikah
Tentang mantan isteri pesulap yang terganjal restu sang ayah
Tentang penyanyi religius yang yang ternyata diam-diam menikah
Gubrak, gubrak, gubrak..
Gempa..
Terbangun aku tiba-tiba
Oleh benda yang menimpa kepala
Sialan,
Rupanya kucing berkelahi
Menjebol langit-langit kamar membuat lubang berbentuk lingkaran
Di ujung pintu kamar Adindaku menahan senyum sendiri
Jangan tidur ya, Kanda,
Gelay
Tangerang, Februari 2021
Mahendra Paripurna
Catatan:
Gelay= bahasa gaul yang artinya geli (sedang ramai terdengar saat diucapkan oleh Nissa Sabyan)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H