Sinar mentari menyelinap di sela tirai yang terbuka
Menerpa wajah menusuk-nusuk mata
Bayangan di lantai seolah cermin yang mengikuti
Gelap serupa masa lalu yang coba menepi
Kaki-kaki yang kupaksa berdiri
Seolah pepohonan rapuh
Rayap-rayap dari kenangan tentangmu menggerogoti
Membuat langkahku terasa lumpuh
Kesunyian adalah pisau yang siap mengiris
Bersembunyi dan siap mengikis jeruji pikiran
Untuk melepas makhluk kejam namun manis
Dari bilik-bilik benak yang lama coba kupenjarakan
Akankah ia kembali menjadi sembilu dari masa lalu
Ataukah pelipur rindu,
Cahaya harapan
tuk melangkah ke depan
Menunggu dalam jemu
Adakah seseorang kan datang tuk bertemu
Mengetuk dan membuka pintu hati ini
Dengan anak kunci,
yang t'lah lama kau bawa pergi
"Sayang, aku masih di sini. Di samping batu nisan bertulis namamu. Dalam tangis, sendiri"
Tangerang, Januari 2021
Mahendra Paripurna
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H