Cerita Rakyat adalah Cerita atau Legenda yang berkembang di kalangan masyarakat suatu daerah secara turun temurun. Biasanya terkait dengan asal-usul suatu tempat ataupun benda yang ada di wilayah tersebut.
Salah satu cerita rakyat yang berkembang dan cukup terkenal di masyarakat Banten adalah cerita tentang sebuah tempat yang bernama Batu Kuwung.
Batu Kuwung adalah sebuah obyek wisata pemandian air panas. Letaknya sekitar 32 km arah selatan Serang, berada di Batukuwung, Padarincang, Kabupaten Serang, Provinsi Banten.
Arti batu kuwung sebenarnya adalah batu cekung. Dalam hal ini batu kuwung berwujud sebuah batu berbentuk cekung namun dapat mengeluarkan air panas.
Kabar tersebut sampai juga ke telinga seorang yang sakti. Orang sakti itu pun kemudian memutuskan untuk menyamar menjadi seorang pengemis pincang. Dia mencoba memohon bantuan pada saudagar. Namun ternyata saudagar malah mengusir si pengemis pincang itu dengan kasar.
Si pengemis merasa sangat tersinggung dan tidak terima dengan perlakuan yang diberikan saudagar. Kemudian si pengemis pun mengutuk, ia berkata bahwa saudagar akan merasakan rasa lapar dan menderita sama seperti apa yang dirasakan pengemis tadi.
Benar saja, ketika keesokan harinya, saudagar bangun dari tidurnya dengan kondisi kaki lumpuh. Karena merasa banyak harta akhirnya dia membuat pengumuman dan mengundang banyak tabib untuk mengobati penyakitnya. Namun tak satupun tabib yang mampu menyembuhkannya.
Di tengah keputusasaan datanglah si pengemis pincang kepadanya. Ia mengatakan semua ini adalah buah dari sifatnya yang kikir. Saudagar pun tersadar akan kesalahannya dan berucap janji bahwa dia akan memberikan separuh hartanya untuk orang lain yang membutuhkan asalkan bisa sembuh.
Mendengar itu si pengemis pincang berujar agar si saudagar pergi ke kaki Gunung Karang. Kemudian ia harus mencari sebuah batu cekung. Disana ia harus menjalani tapa di atas batu cekung tersebut selama 7 hari.
Dengan dibantu oleh anak buahnya, saudagar itupun pergi. Setelah menemukan tempat yang dimaksud dia pun menjalankan tapanya selama 7 hari. Anehnya, setelah 7 hari, batu tempat saudagar bertapa tersebut mendadak mengeluarkan mata air panas.