Tuan,
Kala benur
Benih lobster yang belum cukup umur
Kau paksa bekerja di luar negeri
Demi menghasilkan pundi-pundi
Untuk memperkaya kantung-kantung pribadi
Terpikirkah olehmu rakyat kecil kan sakit hati?
(Kau menghardik
Cukup, jelata, itu Pilkada)
Tuan,
Kau tahu kami harus bersusah payah
Hingga tangan dan kaki ini lelah
Memenuhi kebutuhan hidup
yang kian tak tertutup
Sementara kau masih saja bergelimang harta
Mengutip sini dan sana
Dari bansos yang pembagiannyapun tak jua bisa merata
Tak kau dengarkah rintihan,
perut-perut kami yang kelaparan?
(Jawabmu
Bising telinga, mendengarnya,
itu Pilkada)
Tuan,
Ketika kau tangkapi orang-orang yang berseberangan
Sementara kau malah bebaskan orang-orang yang seiringan
Karena mengumpulkan massa dengan alasan sama
Kau sebut apa, itu semua
(Jumawa kau tertawa
Hehehe, Itu Pilkada)
Tuan,
Kaupun telah memaksa mengumpulkan massa
Bukankah beresiko pandemi kian merajalela
Hari ini 9 Desember ...
*Dorr, dorr, dorr, dorr, dorr, dorr
6 kali tembakan terdengar
Diam kataku
Kau jelata tak punya hak tuk bersuara dan bertanya
Itu Pilkada
PILihan KAmu tak aDA
Tangerang, Desember 2020
Mahendra Paripurna
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H