Mohon tunggu...
Mahendra Paripurna
Mahendra Paripurna Mohon Tunggu... Administrasi - Berkarya di Swasta

Pekerja Penyuka Tulis Baca, Pecinta Jalan Kaki dan Transportasi Umum yang Mencoba Menatap Langit

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Suara dan Pilkada

9 Desember 2020   17:01 Diperbarui: 9 Desember 2020   17:05 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tuan,
Kala benur
Benih lobster yang belum cukup umur
Kau paksa bekerja di luar negeri
Demi menghasilkan pundi-pundi
Untuk memperkaya kantung-kantung pribadi
Terpikirkah olehmu rakyat kecil kan sakit hati?

(Kau menghardik
Cukup, jelata, itu Pilkada)

Tuan,
Kau tahu kami harus bersusah payah
Hingga tangan dan kaki ini lelah
Memenuhi kebutuhan hidup
yang kian tak tertutup
Sementara kau masih saja bergelimang harta
Mengutip sini dan sana
Dari bansos yang pembagiannyapun tak jua bisa merata
Tak kau dengarkah rintihan,
perut-perut kami yang kelaparan?

(Jawabmu
Bising telinga, mendengarnya,
itu Pilkada)

Tuan,
Ketika kau tangkapi orang-orang yang berseberangan
Sementara kau malah bebaskan orang-orang yang seiringan
Karena mengumpulkan massa dengan alasan sama
Kau sebut apa, itu semua

(Jumawa kau tertawa

Hehehe, Itu Pilkada)

Tuan,
Kaupun telah memaksa mengumpulkan massa
Bukankah beresiko pandemi kian merajalela
Hari ini 9 Desember ...


*Dorr, dorr, dorr, dorr, dorr, dorr

6 kali tembakan terdengar


Diam kataku


Kau jelata tak punya hak tuk bersuara dan bertanya


Itu Pilkada


PILihan KAmu tak aDA

Tangerang, Desember 2020
Mahendra Paripurna

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun