Mohon tunggu...
Mahendra Paripurna
Mahendra Paripurna Mohon Tunggu... Administrasi - Berkarya di Swasta

Pekerja Penyuka Tulis Baca, Pecinta Jalan Kaki dan Transportasi Umum yang Mencoba Menatap Langit

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Nak, Tahun Depan Ayah Tak Naik Gaji

6 November 2020   09:57 Diperbarui: 6 November 2020   10:00 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi ini ku dengar sebuah cerita duka. Dari putraku yang tergugu bersimbah air mata. Ikan kesayangannya tlah mati. Karena kelaparan tersebab makan yang tak kuberi.

Dalam tatap setajam pisau ia memandang. Seolah mengadili akan lalai yang ku buat. Bertanya akan perisai lupa yang kupasang. Sebagai tabir segenggam uang yang tak kudapat. Untuk sekedar membeli pakan ikan cupang.

Secarik kertas yang diberikan isteri
Masih terserak di dalam laci
Berisikan peringatan dari sekolah lagi
Karena iuran yang tak juga bisa kubayar hingga kini

Di muka rumah kudengar mbok sayur mengeluh
Tentang catatan hutang yang kian penuh
Tentang pembeli yang tak lagi riuh
Tentang kami yang tak boleh lagi menulis di buku kumuh

Kubuka tayangan di layar kaca
Mencari secercah cahaya dari bait-bait berita
Menyongsong Desember yang seharusnya ceria
Karena tahun baru yang biasanya membawa asa di dada

Ah, ternyata awan membawa mendung di Januari


Nak, tahun depan Ayah tak naik gaji

Tangerang, Nopember 2020
Mahendra Paripurna

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun