Siang ini masih kucoba sekali lagi
Menjerang asa di atas kuali
Membakarnya di atas bara matahari
Berharap sang Illahi sedikit berbaik hati
Tak memadamkan kobaran api
Rumput Ilalang adalah sayuran bergizi
Beraromakan asap jalanan yang t'lah dilewati seribu kaki
Dengan kuah embun-embun pagi
Seusai hujan semalaman yang ku sangka tak berhenti
Berbumbukan keringat dan daki
Dalam langkah kaki tua yang kian termakan usia
Meracik susunan kata nasib yang bertuliskan rezeki
Dalam doa yang katanya dapat merubah dunia
Hidangan lezatkah yang bisa kubawa tuk anak dan isteri
Ataukah hanya sepotong roti
Sekedar pengganjal perut hingga pagi lagi
Tak pernah lepas bibir ini tuk mensyukuri
Jika ada semut-semut jalanan mencaci
Ku katakan pesan yang dibisikan rembulan semalam
Saat ia menemani tidurku di malam kelam
Biarlah dunia menjauh berlari
Namun biarkan akhirat menemanimu mencari
Serpihan-serpihan rizki yang ditebar Sang Illahi
Walau langkah kau rasa tak sanggup mengimbangi
Bersabarlah, hingga nanti nafasmu tak bisa kau hembuskan lagi