Jangan marah, Sayang
Jika tak sanggup kupetikkan untukmu bintang gemintang
Namun kan kupintal untukmu akar pepohonan hutan
Untuk kau jadikan tangga ke langit sebagai pijakan
Biarlah ku habiskan umurku
Hingga dapat kau titi sampai tak ada lagi kata meragu
Jangan marah, Sayang
Memang tak mampu ku bawakan intan permata
Karena tanganku lelah dan terluka
Oleh tajamnya bebatuan yang kugali sedari pagi hingga senja
Mungkin hari ini tak kenyang makan kita
Tapi cukuplah 'tuk mengisi lambung sekedar penghilang lapar dan dahaga
Jangan marah, Sayang
Jika kau rasa hidup ini kelabu
Karna kakiku kan terus menggurat tanah-tanah berdebu
Tuk lapangkan jalan wujudkan mimpi indah yang kita tuju
Biarlah tak mengapa
Susah, ku yakin hanyalah sementara
Karena pelangi kan bersinar pada waktunya
Kan kubawakan keping-keping bahagia
Hingga tak lagi dapat kulihat mentari terbenam di cakrawala
Tangerang, Februari 2019
Mahendra Paripurna
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H