Lihatlah ini hujan
Tengadahku menatap pada langit yang menggelap
Tertutup mendungnya awan
Yang tak henti curahkan tetesan air menghempas atap
Bukan, ini rindu
Itu katamu
Menjulurkan tangan menembus kucuran air yang menderas
Seolah membelai dengan jemari di muka teras
Hahaha
Hujan kau bilang rindu
Kau pikir dia manusia
Yang punya rasa di kalbu
Kau menatap sendu
Pada angkasa seolah berduka
Ini adalah kerinduan sang awan pada tanah yang lama tak bertemu
Tetesan air yang membasahi bumi adalah wujud awal sang awan di angkasa
Hujan adalah pembawa pesan rindu
Yang menggebu
Dan kini hujan yang kau bilang rindu
Hadir kembali di sini
Bawa kenangan manis tentangmu
Yang dulu tlah lama kuanggap mati
Tangerang, Januari 2019
Mahendra Paripurna
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H