Mohon tunggu...
Mahendra Paripurna
Mahendra Paripurna Mohon Tunggu... Administrasi - Berkarya di Swasta

Pekerja Penyuka Tulis Baca, Pecinta Jalan Kaki dan Transportasi Umum yang Mencoba Menatap Langit

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Hujan yang Kau Bilang Rindu

23 Januari 2019   07:15 Diperbarui: 23 Januari 2019   07:59 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lihatlah ini hujan
Tengadahku menatap pada langit yang menggelap
Tertutup mendungnya awan
Yang tak henti curahkan tetesan air menghempas atap

Bukan, ini rindu
Itu katamu
Menjulurkan tangan menembus kucuran air yang menderas
Seolah membelai dengan jemari di muka teras

Hahaha
Hujan kau bilang rindu
Kau pikir dia manusia
Yang punya rasa di kalbu

Kau menatap sendu
Pada angkasa seolah berduka
Ini adalah kerinduan sang awan pada tanah yang lama tak bertemu
Tetesan air yang membasahi bumi adalah wujud awal sang awan di angkasa

Hujan adalah pembawa pesan rindu
Yang menggebu

Dan kini hujan yang kau bilang rindu
Hadir kembali di sini
Bawa kenangan manis tentangmu
Yang dulu tlah lama kuanggap mati

Tangerang, Januari 2019
Mahendra Paripurna

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun