Jejak langkahmu mengiringi
Mungilnya tapak kaki
Yang merangkak menapaki
Dingin rumput-rumput bumi
Tanganmu tak jua jemu
Layangkan sesuap makan
Walau sering kali tersapu
Oleh tangan kecil yang kerap enggan
Lengan lelahmu tak pernah henti
Mengisi hari-hari
Siapkan sarapan pagi
Saat mataku terlelap dan kantuk masih menguasai
Engkaulah yang menemani
Saat tawa dan air mata melingkupi
Saat hilangnya rasa percaya diri
Saat tak ada lagi tempat tuk berbagi
Engkau laksana matahari
Yang tiada henti menerangi
Saat aku kehilangan arah
Tuk dapat menatap masa depan yang lebih cerah
Engkau yang menguatkan
Saat dunia kurasa tak lagi ramah
Karna tekanan dan beban
Yang buat diri terasa lemah
Ku tak tak tahu akan kemana lagi harus kucari
Sebuah pintu surgawi
Yang hadir di dunia ini
Andai kau tak ada lagi..
Dalam heningnya malam dan pagi yang sunyi
Teriring doa yang kupanjatkan sepanjang hari
Buat Ibu, sang malaikat hati
Teruntuk Ibu...
Tangerang, Desember 2018
Mahendra Paripurna
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI