Dari pintu ke pintu
Kucoba tawarkan nama
Demi terhenti tangis anakku
Dan keluh ibunya
Tetapi nampaknya semua mata
Menatapku curiga
Seperti hendak telanjangi
Dan kuliti jiwaku
(Lagu, Kalian Dengarkan Keluhanku dari Ebiet G Ade)
Sebuah lagu terdengar mengiringi perjalanan pagiku di atas bus Transjakarta. Untuk aku yang kebetulan mendapat posisi duduk nyaman tentu saja lagu ini sukses membawaku lelap dalam tidur. Dengan diselimuti hawa dingin dari penyejuk udara yang entah disetel pada suhu berapa, tapi cukup buat gigil penumpang yang tidak mengenakan pakaian yang cukup tebal.
Memoriku seperti terbawa pada suatu masa saat kehangatan keluarga masih lengkap dan saya berada di ruangan keluarga bersama nenek yang menemani menonton tayangan televisi. Saat itu hanya ada satu stasiun televisi milik pemerintah TVRI.
Kami menonton film yang sedang hits saat itu diperankan oleh aktor terkenal Rano Karno dan Yessi Gusman. Saya agak lupa di film yang mana, kalau tidak salah antara Gita Cinta Dari SMA atau Puspa Indah Taman Hati.
Di sana Rano Karno menyanyikan lagu yang dipopulerkan oleh Ebiet G Ade berjudul Kalian Dengarkan Keluhanku. Di film tersebut Rano Karno yang memerankan Galih, mendendangkan lagu tersebut sambil memetik gitar.
Momen yang tidak bisa saya lupakan adalah perhatian nenek saya akan usia yang masih belum dewasa saat itu. Setiap kali ada adegan yang sedikit mesra antara Galih dan Ratna yang diperankan Yessie Gusman, beliau selalu menyuruh saya untuk menutup mata atau memalingkan wajah. Lucu juga kalau mengingatnya.
Lagu sepertinya memang memiliki daya mistis tersendiri yang dapat menyerap memori orang yang mendengarkan. Dan memunculkan kembali dalam waktu yang tak terbatas saat diperdengarkan ulang dalam bentuk kenangan akan perasaan, tempat dan peristiwa yang muncul dan membentuk perasaan yang berbeda-beda.
Beberapa kompasianer ada yang memunculkan lirik lagu bahkan video lagu tersebut di dalam tulisannya. Seperti Young Lady Latifah Maurinta ataupun kompasianer Derby Asmaningrum untuk memperkuat nyawa tulisan tersebut. Saya sendiri sering terbangkitkan kenangannya setiap kali membaca dan mendengar lagu yang familiar dengan saya.
Dari pengalaman yang saya rasakan, efek mistis tersebut memunculkan berbagai macam kenangan, baik yang manis maupun pahit sampai kenangan yang menyiratkan perasan duka dan kesedihan. Tidak melulu mengingatkan akan cinta dan patah hati.
Lagu Melintasi Batas Masa