Si kancil anak nakal
Suka mencuri mentimun
Ayo lekas di kurung
Jangan diberi ampun
Ini bukanlah tentang siapa-siapa. Kisah ini bercerita tentang seorang anak muda yang ditugaskan oleh majikannya untuk menjadi penjaga ladang mentimun di sebuah desa di tepi hutan. Pemuda bernama Usman ini bertugas menghalau hewan-hewan yang sering mencuri hasil lahannya. Semua hewan yang berpotensi merusak atau mencuri hasil panenannya dilarang memasuki wilayah tersebut.
Beberapa waktu lalu si penjaga telah menangkap beberapa hewan yang telah mencuri mentimun di lahan tersebut. Dan yang paling banyak ditangkap adalah Kancil dan teman-temannya. Kancil-kancil tersebut dimasukkan ke kurungan oleh si pemuda untuk memberikan hukuman atas pencurian mereka. Sampai berhari-hari kemudian baru ia bebaskan.
Sang majikan yang mengetahui hal ini memerintahkan si pemuda untuk menempel tulisan yang berisi larangan bagi bangsa kancil untuk memasuki lahan miliknya. Peraturan ini berlaku terutama untuk para kancil yang pernah dikurung karena kedapatan mencuri mentimun.
Pada suatu ketika si majikan berencana mengadakan acara syukuran karena hasil panenannya melimpah. Dan beliau berencana untuk mengundang semua hewan yang ada di hutan untuk hadir ke acara tersebut. Acara itu hanya dikhususkan untuk hewan-hewan pemakan daging demi menjaga keamanan hasil ladang si majikan. Hewan lain dilarang hadir terutama para kancil yang pernah mencuri.
Selain itu si majikan juga berniat merekrut beberapa hewan untuk membantu si anak muda menjaga ladang miliknya. Itu juga menjadi satu alasan mengapa hanya hewan pemakan daging yang diundang.
Si majikan menugaskan sang penjaga ladang untuk mengedarkan undangan. Semua hewan penerima undangan menyambutnya dengan gembira dan mereka sangat antusias dengan kesempatan kerja yang ditawarkan oleh si majikan.
Hingga sampailah Usman melewati tempat kediaman para kancil. Melihat Usman membawa undangan di tangannya, salah satu kancil penasaran dan bertanya kepadanya.