Mohon tunggu...
Himawan Mahendra Haditama
Himawan Mahendra Haditama Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UHAMKA

Halo! Saya Himawan, saya merupakan seorang mahasiswa. Disini saya belajar untuk menulis sebuah artikel yang menarik dan unik, semoga kalian suka.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tayangan Infotainment yang Baik Menurut Kaidah dan Etika Hukum Islam

14 Juli 2023   03:00 Diperbarui: 14 Juli 2023   03:24 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tayangan infotainment telah berasimilasi dengan berbagai sektor media yang berkembang dengan pesat, terutama di era digital saat ini. Namun, Tayangan infotainment sering menampilkan konten atau tayangan yang melanggar tuntunan moral dan hukum Islam, seperti rumor, aib, dan informasi yang tidak benar. Agar tayangan infotainment dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi bagi pembangunan masyarakat yang lebih baik sesuai dengan ajaran Islam, maka sangat penting untuk memperhatikan kaidah dan etika hukum Islam.

Beberapa prinsip etika komunikasi Islam yang perlu diperhatikan dalam tayangan infotainment antara lain menggunakan kata-kata yang baik dan santun, tepat dan jelas, menggunakan kata-kata yang akrab dan mudah dipahami, menggunakan kata-kata yang lembut dan bersahabat, menggunakan kata-kata yang mudah dan ringan, serta memberikan nasihat yang baik dan membangun dalam tayangan infotainment. Selain itu, penting untuk memperhatikan dasar-dasar kaidah dan etika hukum Islam dalam tayangan infotainment, seperti menghindari materi yang mengandung fitnah, aib, dan kebohongan.

Infotainment dalam perspektif Islam dapat diartikan sebagai tayangan yang menggabungkan informasi dan hiburan, yang seringkali berfokus pada kehidupan selebriti dan gosip (Karlina, 2014). Dalam Islam, infotainment dapat dilihat dari beberapa perspektif, yaitu :

  • Perspektif Etika

Dari sudut pandang etika, infotainment bisa menjadi masalah dalam Islam. Karena dalam Islam kejujuran dan kebenaran sangat dihargai. Namun, acara tayangan infotainment seringkali menempatkan hiburan di atas kebenaran, yang menyebarkan desas-desus atau informasi palsu demi mementingkan rating di media. Hal ini menimbulkan risiko karena dapat mengakibatkan kesalahpahaman atau konflik terhadap berita yang diangkat.

  • Perspektif Sosial 

Dari sudut pandang sosial, Islam menekankan keterlibatan komunitas semua elemen masyarakat sebagai tanggung jawab sosial. Dari hal ini dapat dikaitkan infotainment jarang mementingkan hal tersebut justru lebih sering berfokus pada berita tentang selebritas tertentu atau cerita sensasional dari pada masalah yang memengaruhi masyarakat secara keseluruhan. Hal ini dapat mengakibatkan kurangnya pengetahuan dan minat terhadap isu-isu sosial yang krusial yang sedang terjadi di masyarakat.

  • Perspektif Psikologis 

Dari sudut pandang psikologis, Islam menempatkan nilai yang utama pada pengendalian diri dan pantang dari sifat berlebih-lebihan. Namun, infotainment sering mempromosikan pemanjaan diri dan konsumsi tayangan berlebihan, yang mengakibatkan penyimpangan dalam pengendalian diri dan disiplin. Ini menimbulkan risiko karena dapat mengakibatkan kecanduan dan konsekuensi efek buruk lainnya.

Maka dari itu kita sebagai kaum muslimin harus memerhatikan dan memberitahu kepada saudara atau teman kita terhadap berita dari tayang infotainment seperti di telaah kembali akan keaslian tayangan atau berita tersebut supaya tidak menyebarkan informasi yang palsu. Lalu kita juga harus memahami apa saja dampak-dampak negatif infotainment dalam perspektif Islam, antara lain seperti yang kerap terjadi di kalangan masyarakat yaitu menyebarluaskan informasi palsu dan rumor yang bertentangan dengan nilai kejujuran dan kebenaran dalam Islam.

Penting untuk masyarakat agar memahami dan memperhatikan kebenaran, privasi individu, nilai-nilai positif. Selain itu, diperlukan kontrol berupa aturan yang mengatur acara infotainment agar tidak kebablasan dalam meberitakan aib dan gosip.  

Menurut (Ariani, 2012) Etika komunikasi dalam Islam sangat penting untuk diperhatikan, karena Islam menekankan pentingnya berkomunikasi dengan baik dan benar. Diperlukan kontrol berupa aturan yang mengatur acara infotainment supaya tidak kebablasan dalam meberitakan rumor, aib dan gosip. Sebagai kaum muslimin yang patuh dan taat kepada Allah SWT, kita perlu mengetahui serta memahami beberapa prinsip etika komunikasi dalam Islam berdasarkan dari kaitannya dengan kitab Al-Quran yang isinya sebagai berikut :

  • Qaulan Baligha (Kata-kata yang tepat dan jelas)

Prinsip ini menekankan pentingnya menggunakan kata-kata yang tepat dan jelas dalam berkomunikasi. Surah An-Nahl ayat 125 menyatakan, "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik."

  • Qaulan Karima (Kata-kata yang baik dan sopan)

Prinsip ini menekankan pentingnya menggunakan kata-kata yang baik dan sopan dalam berkomunikasi yang terdapat dalam Firman Allah QS. Al-Isra ayat 53 :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun