Mohon tunggu...
mahendra nugrohoputra
mahendra nugrohoputra Mohon Tunggu... Lainnya - saat ini saya bekerja sebagai General Affair di salah satu perusahaan manufactur

menulis adalah hal yang membosankan, tapi lebih membosankan apabila hidup hanya bernafas.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hujan Kenyataan

28 September 2024   11:38 Diperbarui: 28 September 2024   11:43 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Deras air hujan menatap bumi
Daun masih basah sisa hujan kemarin
riuh angin membawa sepucuk doa
Bibirpun tak henti mengucap syukur dan asa


Hei, Bulan Januari masih panjang dengan penuh harapan
Puntung rokokmu masih menyala di asbak tak bertuan
Kopimu masih separuh dengan penuh candu yang beraroma pilumu
Manusia tak pantas berdoa jika kaki dan tangan hanya engkau jadikan pajangan


Engkau ditumbuk habis habisan oleh kenyataan,
Engkau ditumbuk habis habisan oleh harapanmu
Dan engkau pun menyerah hanya karena manusia yang tak punya rasa?
Tuhan masih memberi nafas, Tuhan masih memberi waras
Jangan engkau hanya menjadi daging yang tertunduk di teras.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun