Mohon tunggu...
mahdy rohmadoni
mahdy rohmadoni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Diponegoro

GIS Surveyor

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswa UNDIP Ciptakan Peta Bahaya Banjir sebagai Alat untuk Analisis Rencana Pembangunan ke Depan

12 Februari 2022   20:43 Diperbarui: 12 Februari 2022   21:08 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyumanik, Kota Semarang (07/02/22) -- Kelurahan Sumurboto merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang. RW 05 termasuk satu dari 5 RW yang berada di Kelurahan ini. RW 05 terkenal dengan perumahan kelas menengah ke atas, perumahan tersebut kerap disapa Perumahan Srondol Bumi Indah (SBI). Pola perumahannya rapi dan terstruktur serta bangunan perumahannya mayoritas adalah rumah mewah dengan gaya desain moderen minimalis. Lokasi Perumahan SBI atau RW 05 terbilang merupakan lokasi yang rendah, jika kita lihat pada jalan masuk ke SBI melalui Jalan Ngesrep Timur V maka kita akan mengetahui bahwa lokasi SBI adalah menurun dan tentunya akan rawan terkena banjir jika terjadi hujan deras yang mana tidak ada daerah resapan air yang cukup.

Melalui masalah tersebut maka sangat dibutuhkan suatu perencanaan yang efektif dan efisien dalam rangka pembangunan di lokasi tersebut di masa yang akan datang. Hal ini merupakan salah masalah yang harus diselesaikan guna mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Developments Goals (SDG's) terutama pada usaha menggapai cita-cita "Kota dan Komunitas yang Berkelanjutan" yang merupakan poin ke-11 dari 17  cita-cita SDG's.

Berangkat dari hal inilah maka penulis berinisiatif untuk membuat suatu Peta Bahaya Banjir yang dapat digunakan sebagai perencanaan pembangunan kedepannya dan dijadikan sebagai sarana koordinasi dengan wilayah-wilayah yang terdeteksi rawan terkena banjir pada peta sehingga didapat suatu cara yang solutif dalam penyelesaian masalah. Beberapa parameter yang digunakan dalam pembuatan Peta Bahaya Banjir adalah daerah rawan banjir, kemiringan lereng, jarak dari sungai dan curah hujan. Pengolahan dilakukan melalui Software Arcgis dengan menggunakan analis Sistem Informasi Geografis (Overlay).

Dokpri
Dokpri

Bapak Ketua RW 05 (Eddy Susanto) begitu antusias ketika penulis menyerahkan program kerja ini, beliau sangat menyukai sesuatu yang baru mengingat proses pembuatan peta ini adalah sesuatu yang cukup jarang diketahui oleh masyarakat awam. Apalagi di dalam proses pembuatannya memerlukan beberapa parameter seperti kemiringan lahan, curah hujan, dan lainnya. Melalui Bapak Ketua RW 05, tentunya masyarakat berharap dengan kehadiran mahasiswa KKN dapat menyelesaikan beberapa permasalahan yang ada dengan menerapkan disiplin ilmunya masing-masing.

Penulis : Mahdy Rohmadoni
Lokasi KKN : RW 05, Kelurahan Sumurboto, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang
Dosen Pembimbing : Marwini, S.HI., Lc., M.Si.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun