Pohon merupakan penghasil oksigen terbanyak dan membuat udara semakin bersih serta penyejuk alami yang bisa melindungi manusia dari paparan sinar matahari apalagi dikampusku tercinta Universitas Tadulako yang terletak di kota Palu, Sulawesi Tengah. Kota yang dijuluki oleh penduduknya punya dua matahari karena suhu panas yang begitu menyengat tubuh.
Aku senang di area fakultasku ada banyak pohon tumbuh menyaring setiap udara yang ku hirup, melindungiku dari suhu panas sinar matahari dan hijau daunnya mampu menyejukkan kembali  mata yang sempat ditegangkan oleh sinar biru in-focus di kelas.
Pohon-pohon tumbuh di setiap sudut fakultas termasuk di halaman bangunan  Sekretariat Bersama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poltik (Sekber-FISIP). Aku dan teman-teman lembaga biasanya berdiskusi dibawah pohon yang tumbuh tepat di depan sekretariat lembagaku, sudah tak terhitung lagi jumlah perisitiwa yang dilalui bersama pohon itu karena sudah ditempati turun temurun oleh tiga periode kelembagaan. Sampai pada Sabtu, 28 Mei 2022 sekitar jam satu siang kami temui tumpukan potongan-potongan pohon itu didepan sekret, padahal pada hari itu kami sedang menerima tamu dari lembaga pers Fakultas lain.
Tanpa pembicaraan atau meminta persutujuan dari kami, mereka menebang pohon yang sudah menjadi tempat diskusi kami bertahun-tahun. Apa yang sebenarnya terlintas dibenak pihak fakultas? Kami mencoba mencari kejelasan dari mereka, salah satu perwakilan dari lembaga kami memberanikan diri bertemu dan  meminta Dekan Fakultas untuk menyempatkan waktu memberikan kejelasan.
Penebangan pohon dilakukan karena beberapa alasan, diantaranya untuk keperluan pembenahan kembali halaman sekret, mengabulkan keluhan mahasiswa yang membutuhkan kanopi sebagai tempat berteduh dari panas dan hujan, serta mencegah kemungkinan rusaknya bangunan akibar  akar pohon yang terus menyebar dan  membesar. Tapi, Pak Dekan menyampaikan bahwa prinsip "pohon harus diganti pohon" tetap ditegakkan.
"Tidak Bisa Pohon hanya ditebang kemudian tidak ada pohon baru, itu sudah menjadi prinsip. Jadi kita tidak bisa mengorbankan satu pohon tapi tidak diganti dengan pohon yang lain. Akan ditanam empat pohon baru ditepi trotoar, jauh dari bangunan sekret karena nanti akan ada kanopi, jika dekat ditakutkan akan saling silang dengan kanopi. Gambarannya silahkan lihat di gambar yang sudah saya berikan sebelumnya," jelas Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tadulako.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H