Satu do'a terkabulkan. Kuliah tatap muka ku rasa mustahil di masa pandemi saat ini, tapi kepercayaanku dan temanku pada Tuhan mungkin yang mematahkan kemustahilan ini. Walau hanya satu mata kuliah yang memang mengharuskan untuk tatap muka.
Aku dan temanku datang lebih awal dari yang lain, ketakutanku akan satu emosi "marah" ku rasa yang membentuk kedisiplinanku. Aku datang tiga menit lebih cepat dari waktu yang dijanjikan.Â
Aku baru menemui petugas kebersihan di waktu se pagi itu, belum ada siapa selain mereka. Kali ini duduk sambil menunggu yang lain bukan pilihan yang tepat, jalan mengelilingi lingkungan fakultas lebih menarik. Hanya sunyi bukan sepi, sebab udara sejuk dan aroma basah embun masih ada dan menemani.Â
Ada banyak pohon tumbuh di sekitaran sini, suara sapu lidi dari petugas kebersihan turut menghidupkan suasana. Aku berjalan sambil membaca dan mengingat nama ruangan yang ku lewati, mungkin aku terlihat bak mahasiswa baru pada umumnya yang sedang mencari ruangan yang ditentukan dosen untuk pertemuan.Â
Beberapa petugas kebersihan menanyaiku dan berniat  menawarkan bantuan untuk memberi tahu satu tempat yang mungkin sedang aku cari. Aku berusaha menolak bantuan mereka dengan mengatakan yang sebenarnya bahwa aku tidak sedang mencari ruangan, hanya jalan santai mengelilingi lingkungan fakultas.
Lingkungannya lebih luas dari sekolah SMA ku. Hebatt, jika kuliah tatap muka aktif, mungkin jam segini sudah mulai ramai, Â
Setelah menjumpai hampir semua ruangan jurusan di FISIP (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik), akhirnya aku menjumpai ruangan jurusanku. Ku rasa ruangan jurusanku adalah tempat pemberhentian perjalanan yang sudah disetel oleh otakku. Aku bersyukur, ruangannya dekat dengan segala hal yg ku butuhkan, kantin, lapangan, sekret dan masjid. Kalau perpustakaan sedikit jauh. Heheh...
Aku kembali ke tempat perjanjianku dengan teman, ternyata sudah cukup banyak yang datang. Kami belum saling mengenal satu kelas, masih kumpul berkelompok dengan teman dari SMA.
Kami cukup canggung. Heheh
Semoga seiring berjalan waktu bisa menggesur rasa canggung ini. Aamiin
Semangat pejuang...