Mohon tunggu...
Mahdi Tambayong
Mahdi Tambayong Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

FTMM <3

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Konsumsi dan Produksi yang Tidak Berkelanjutan Pada Beberapa Sektor Bisnis Dunia Nyata

4 September 2024   19:37 Diperbarui: 4 September 2024   19:43 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Meningkatnya konsumsi dan produksi manusia telah menyebabkan dampak negatif terhadap lingkungan. Untuk mencapai pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan, diperlukan penyesuaian dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya tujuan ke-12 yang berfokus pada memastikan konsumsi dan produksi yang berkelanjutan. Program Corporate Social Responsibility (CSR) dapat menjadi sumber daya dan peluang untuk mendukung pencapaian tujuan ini. Melalui CSR, perusahaan dapat mengembangkan inisiatif masyarakat dalam mengelola limbah organik dan anorganik. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan dan pengelolaan sampah yang bijak adalah salah satu cara perusahaan dapat berkontribusi dalam membangun budaya keberlanjutan yang lebih luas.

Kesimpulan
Peningkatan konsumsi dan produksi yang tidak berkelanjutan dalam sektor pangan, pariwisata, dan fashion telah membawa dampak lingkungan yang serius dan mendalam. Di sektor pangan, ketidakteraturan produksi dan konsumsi serta pemborosan limbah menuntut perubahan mendasar menuju sistem pangan yang lebih efisien dan adil untuk mengatasi tantangan populasi global. Sementara itu, pariwisata lingkungan menunjukkan pentingnya pelestarian sumber daya alam, dengan tingkat kesadaran dan perilaku ekologis yang mempengaruhi konsumsi produk ramah lingkungan. Industri fashion, dengan tren yang terus-menerus dan produksi massal, berkontribusi pada kerusakan lingkungan melalui konsumsi energi tinggi dan eksploitasi sumber daya. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan integrasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dalam setiap sektor, dengan dukungan dari program Corporate Social Responsibility (CSR) untuk meningkatkan pengelolaan limbah, mengurangi dampak negatif, dan mempromosikan keberlanjutan. Upaya untuk menciptakan budaya keberlanjutan yang lebih luas harus mencakup perubahan sistemik dan kesadaran global yang lebih mendalam.

DAFTAR PUSTAKA

Aurora, K.N. (2023). Responsible consumption and production: a roadmap to sustainable development. Environmental Sustainability, 6(1), 1-2.  https://doi.org/10.1007/s42398-023-00266-9

Jacob, J. J. (2021). Synergistic Interactions of SDGs in Food Supply Chains: A Review of Responsible Consumption and Production. MDPI Sustainability, 13(1),  1-3. https://www.mdpi.com/2071-1050/13/16/8809 

Patwary, K.A. (2022). Examining environmentally responsible behavior, environmental beliefs and conservation commitment of tourists: a path towards responsible consumption and production in tourism, Environmental Science and Pollution Research, 6(22), 3-6. DOI:10.1108/JHTI-06-2022-0213 

Irmayanti, L. (2022). Analisis Kesadaran Industri Fashion dalam Upaya Meningkatkan Sustainable Development Goals (SDGs) melalui Produksi dan Konsumsi Sustainable Fashion Menurut Perspektif Ekonomi. Youth & Islamic Economic Journal, 03(2), 1-6. 

Capah, M.B. (2021). IMPLEMENTASI SDG'S-12 MELALUI PENGEMBANGAN KOMUNITAS DALAM PROGRAM CSR. Share: Social Work Journal. 13(1), 151-153. https://doi.org/10.45814/share.v13i1

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun