Mohon tunggu...
Mahda Ramadhina
Mahda Ramadhina Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Kreatif

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mendunia, Tari Kecak Aset Budaya Hasil Kolaborasi Tradisi dan Seni

9 Januari 2024   10:40 Diperbarui: 29 Februari 2024   07:33 1015
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bali - Pulau dewata Bali sangat identik dengan budaya dan tradisinya. Tari Kecak salah satu seni tradisional asal bali, Tari Kecak adalah pertunjukan drama-tari khas Bali. Tari Kecak juga mengadaptasi cerita dari epik Ramayana, yang menceritakan kisah Rama, Sinta, dan pertempuran mereka melawan Ravana, Raja Lanka.

Pentas seni ini dimainkan utamanya oleh laki-laki sebanyak 50-60 orang. Tari Kecak merupakan hasil kolaborasi seorang penari bali I Wayan Limbak dan pelukin berkebangsaan jerman Walter Spies. Sekitar tahun 1930-an. 

Tari ini terus mempesona penonton dari seluruh dunia dan menjadi salah satu aset budaya yang tak ternilai harganya. Tari Kecak telah mendapatkan pengakuan internasional dan seringkali menjadi daya tarik wisata utama di Bali. Pertunjukan Tari Kecak dapat ditemukan di berbagai tempat wisata di pulau ini, seperti Pura Uluwatu dan Pura Tanah Lot,

Awalnya Tari Kecak berasal dari tradisi Sang Hyang. Sebuah bentuk kegiatan adat untuk menolak bala. Kemdian I Wayan Limbak berkolaborasi dengan Walter Spies seorang senimana asal Jerman berinisiatif mengambil sejumlah komponen tari Sang Hyang sekaligus memodifikasinya sebagai sebuah tarian yang ada saat ini. Keduanya juga menyisipkan cerita populer ramayana, serta membuatnya menjadi seni tari drama sehingga terciptalah pertujukan Tari Kecak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun