Seperti biasa, pagi ini, sehabis solat subuh dan menonton berita olahraga di salah satu televisi nasional, saya beranjak ke dapur untuk menyeduh secangkir kopi. Kebiasaan ini sudah saya lakukan sebelum berkeluarga.
Setelah berkeluarga, pekerjaan menyeduh kopi kadang-kadang dikerjakan oleh istri tanpa harus diperintah. Tau-tau secangkir kopi panas sudah tersedia di atas meja.
Buat saya, pagi hari terasa ada yang kurang tanpa suguhan secangkir kopi. Semangat untuk memulai aktivitas belum muncul manakala aroma kopi belum tercium. Biasanya kopi ini ditemani dengan cemilan gorengan yang dibeli dari warung tetangga. Dan kali ini pisang goreng menjadi cemilan khas pelengkap kopi.
Bagi sebagian orang, termasuk saya menikmati secangkir kopi di pagi hari sudah menjadi bagian dari pola hidup. Menyeduh kopi sudah menjadi rutinitas di pagi hari. Bahkan terkadang secangkir kopi di siang hari menjadi menu tambahan selepas makan siang.
Dulu, kopi itu identik dengan seduhan bagi orang yang begadang. Diminum untuk menghilangkan rasa kantuk. Sebab, kopi mengandung kafein yang bekerja menstimulasi sistem metabolisme dan sistem saraf pusat tubuh sehingga tubuh merasa lebih bertenaga, tidak mengantuk, dan meningkatkan konsentrasi.
Di samping itu, secangkir kopi juga mampu meningkatkan produksi hormon dopamine dan serotonin yang berperan memicu kebahagiaan dan rasa semangat. Dengan meminum secangkir kopi, badan akan lebih bersemangat untuk memulai segala aktivitasnya.
Belakangan kopi sudah menjadi gaya hidup di kalangan anak muda, bahkan coffee society (masyarakat kopi) menjadi istilah yang kerapkali didiskusikan di kalangan mereka.
Menjamurnya kedai kopi di seluruh pelosok kota menjadi petanda semakin maraknya penggemar kopi di kalangan anak muda. Kopi tidak lagi menjadi minuman pelengkap obrolan, melainkan sudah menjadi kebutuhan.
Lebih jauh, kopi bisa dijadikan sebagai ungkapan nasionalisme karena dengan menyedih kopi maka kita telah menggunakan produk lokal, yakni biji kopi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H