Mohon tunggu...
Mahbubillah
Mahbubillah Mohon Tunggu... Lainnya - ASN pada Sekretariat Daerah Kabupaten Sukabumi//Penikmat Kopi Susu

Jika kamu tidak tahan terhadap penatnya belajar, maka kamu akan menanggung bahayanya kebodohan --Imam Asy-Syafi'i

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tidak Perlu Takut di-Rapid Test

1 Juni 2020   14:11 Diperbarui: 1 Juni 2020   14:29 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petugas Kesehatan sedang melakukan rapid test (foto pribadi)

Untuk menekan laju penyebaran Covid-19, pemerintah sudah melakukan rapid test di beberapa daerah. Tes ini dilakukan dengan tujuan agar pemerintah dan petugas kesehatan bisa mengetahui siapa saja orang yang berpotensi menyebarkan virus Corona dan melakukan tindakan pencegahan agar jumlah kasus Covid-19 tidak semakin bertambah.

Namun pada pelaksanaannya, petugas kesehatan acapkali mengalami penolakan dari masyarakat. Alasan mereka menolak berbeda-beda. Ada yang merasa baik-baik saja sehingga merasa tidak perlu dites. Ada yang merasa terganggu waktu beraktivitasnya, ada yang memang takut ketika melihat jarum yang disuntikan ke jarinya. Dan ada pula masyarakat yang tidak mau dites karena takut diketahui positif corona.

Padahal Rapid test sendiri merupakan metode skrining awal untuk mendeteksi antibodi, yaitu IgM dan IgG, yang diproduksi oleh tubuh untuk melawan virus Corona. Antibodi ini akan dibentuk oleh tubuh bila ada paparan virus Corona. Dengan kata lain, Rapid test bukanlah menguji apakah orang tersebut telah positif corona atau tidak, melainkan mendeteksi adanya antibodi yang berada di tubuh seseorang.

Apabila setelah dilakukan pengetesan dan hasilnya positif sehingga ditemukan antibodi, maka selanjutnya dilakukan pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR). Namun kita tidak perlu panik, karena antibodi yang terdeteksi pada rapid test belum tentu antibodi yang menyebabkan Covid-19.

Praktek pengujian ini tidak memakan waktu yang lama, cukup meluangkan waktu kurang lebih 5 menit saja. Rapid test dilakukan dengan mengambil sampel darah dari ujung jari yang kemudian diteteskan ke alat rapid test. Selanjutnya, cairan untuk menandai antibodi akan diteteskan di tempat yang sama. Hasilnya akan berupa garis yang muncul 10–15 menit setelahnya. So simple.

So, tidak ada alasan lagi takut ditest. Sebab semakin banyak yang dites maka semakin terlihat penyebaran virus corona, dan ini akan memudahkan pemerintah dan tenaga kesehatan untuk melakukan penanganan.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun