Mohon tunggu...
Mahbub Setiawan
Mahbub Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Bukan siapa-siapa

1/2 kemanusiaan, 1/2 ketidaktahuan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menata Ide Berserakan Menjadi Sebuah Tulisan

24 Juli 2018   09:38 Diperbarui: 24 Juli 2018   09:55 992
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena puisi tidak terikat oleh tata aturan kaidah penulisan esai atau tulisan ekspresif lainnya. Puisi lebih bebas untuk dijadikan media atau wahana menyampaikan kilatan-kilatan ide yang terpencar-pencar.

Ide pokok dalam puisi tidak harus dituangkan dalam bentuk paragraf-paragraf berurutan yang diperkaya dengan paragraf tambahan. Kadang puisi cukup menggunakan satu bait saja untuk mengemukakan ide-ide pokoknya. Sekedar contoh, kita rangkum tiga ide pokok di atas menjadi sebuah puisi dadakan berikut:

"Indah alam sekitaran. Menggiring jiwa mendekat Tuhan. Mengajar nilai kemanusiaan."

Kita lihat, frasa "indah alam sekitaran" merupakan ide tentang keindahan alam; "menggiring jiwa mendekat Tuhan" adalah ide kesadaran tentang Tuhan; "mengajar nilai kemanusiaan" adalah ide tentang kemanusiaan. Ketiganya merupakan ide besar yang tidak harus didetailkan lagi.

Meskipun bukan merupakan untaian puisi terbaik untuk mengungkapkan tiga ide pokok yang berbeda di atas, setidaknya gambaran tersebut menunjukkan bahwa puisi kadang mampu untuk menampung ide-ide yang berserakan. Ide yang tidak mudah untuk dituliskan dalam bentuk esai atau tulisan lainnya.

Masih banyak lagi tentunya tips atau seni di dalam merangkai ide-ide dari sebuah tulisan. Para penulis senior memiliki cara-cara yang beragam dan berbeda satu dari yang lainnya. Sekali lagi, tulisan ini sekadar sharing tentang apa yang dilakukan oleh saya selama ini. Semoga bermanfaat.(*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun