Tetapi dengan berbekal satu dus tolak angin selama perjalanan pulang pergi, rasa letih dan capek seolah tidak terasa. Kandungan bahan tradisional yang ada di dalam Tolak Angin ternyata mampu membuat daya tahan tubuh terasa prima selama mengemudi menuju kota Tasikmalaya.
Sampai sekarang pun kebiasaan tersebut masih dilakukan. Karena di samping ada rasa percaya terhadap produk tradisional warisan leluhur Bangsa Indonesia yang dikemas dalam kemasan modern, saya percaya jika Tolak Angin juga memberikan kontribusi terhadap perekonomian bangsa dan rakyat Indonesia. Karena di samping merupakan produk ekspor, Tolak Angin juga menjadi bagian dari lapangan pekerjaan.
Oleh karena itu, Tolak Angin tidak semata-mata merupakan obat untuk menghilangkan masuk angin dan meningkatkan stamina tubuh, tetapi juga “obat” untuk meningkatkan perekonomian Bangsa dan rakyat Indonesia. Sehingga Tolak Angin menjadi obat jasmani dan ekonomi Bangsa Indonesia.
***
Akhir kata, dengan “metode cocokologi”, Tolak Angin, politik dan politisi bisa menjadi bagian dari diskusi. Hasilnya, tiga analogi pertama merupakan kebaikan yang dibutuhkan rakyat. Sedangkan satu analogi terakhir merupakan analogi yang sebaiknya dihindari.
Sedangkan Tolak Angin sendiri menjadi obat untuk menyembuhkan gejala masuk angin dan meningkatkan stamina tubuh dalam pengertian yang sesungguhnya. Oleh karena itu Tolak Angin tidak akan bisa menyembuhkan politisi yang “masuk angin”.
Tolak Angin hanya mampu menyembuhkan orang yang masuk angin dalam pengertian yang sesungguhnya seperti yang dialami oleh saya sendiri dan rakyat Indonesia lainnya. Tolak Angin juga bisa meningkatkan stamina tubuh dan meningkatkan “stamina ekonomi” Bangsa dan rakyat Indonesia.(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H