Mohon tunggu...
Mahbub Setiawan
Mahbub Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Bukan siapa-siapa

1/2 kemanusiaan, 1/2 ketidaktahuan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

(Mungkin) Filosofi Teh

28 Juni 2018   07:19 Diperbarui: 28 Juni 2018   08:36 2016
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di depan mataku, segelas penuh berisi air panas dan teh yang dikemas dalam celupan. Orang bilang itu adalah teh celup. Sebenarnya bukan teh celup tapi teh rendam. Soalnya, jika namanya celup, biasanya tidak lama. Seperti mencelupkan kain ke dalam cairan berwarna. Kalau kain berada di dalam cairan pewarna itu lama, maka bukan dicelup lagi tapi direndam.

Analisa kata yang tidak ada maknanya. Mau celup atau mau rendam ya sama saja. Yang jelas air panas yang ke dalamnya di masukkan teh, akan berubah warna. Dari asalnya bening menjadi kecoklatan, atau kehijauan tergantung jenis teh yang dimasukkan. Perubahan warna menunjukkan bahwa teh memang diterima dengan baik kehadirannya oleh air panas.

Jika teh tidak diterima dengan baik oleh air panas, maka air akan menolaknya. Bentuk penolakannya bisa tampak dari warna yang tidak menyerupai warna air teh yang semestinya, seperti ia berubah jadi warna hitam pekat seperti hitamnya arang. Bisa juga, air akan berontak bergejolak berbusa-busa seperti air yang dimasuki karbit.

Air teh ada bermacam-macam jenisnya. Jika ada yang namanya teh tarik, maka  ada juga yang namanya teh tubruk. Kedua jenis teh yang sama-sama mencerminkan tindakan dan perlakukan manusia terhadapnya. Teh tarik diciptakan dengan cara menarik-narik cangkir sewaktu membuatnya. Teh tubruk diciptakan dengan cara ditubruk atau digerus tehnya. Entah benar atau tidak pemaknaan demikian.

Ada lagi satu jenis teh yang dinamai dengan nama yang bisa memelesetkan pemesannya; teh susu. Meleset ke mana? Ya meleset ke mana saja mengiringi pikiran manusia. Tetapi jika meleset itu terjadi, maka saatnya sekarang diluruskan. Yang dimaksud dengan teh susu adalah teh yang dicampur susu. Artinya air teh yang ke dalamnya dimasukkan zat lain bernama susu. Jadi itu pengertian yang sebenarnya.

***

Teh tarik, teh tubruk atau teh susu ketiganya menjadi jenis minuman kesukaan makhluk yang namanya manusia. Selain manusia, tidak ada lagi makhluk yang biasa minum teh. Belum pernah didengar ada ayam minum teh. Bukan karena ayam tidak suka, tetapi karena memang ayam tidak tahu apa itu teh. Seandainya dunia ayam mengenal teh, bisa-bisa manusia bersaing dengan ayam untuk memetik teh.

Oleh karenanya, teh itu eksklusif khusus minuman makhluk manusia. Eksklusivitas minuman teh ini muncul karena hanya manusia yang bisa membuat racikan minuman teh. Hewan tidak ada yang mampu membuat minuman teh. Apalagi mengemasnya menjadi teh kotak, teh botol atau teh gelas.

Lebih jauh lagi, jika kita bepergian ke mana saja, kita hanya menemukan manusia saja yang menjajakan teh. Di terminal, di stasiun, di trotoar jalan atau di lapangan sepak bola, teh hanya dijajakan oleh manusia; tidak oleh hewan. Karena tidak ada hewan yang mengerti nilai jual secangkir teh. Sehingga mereka tidak tertarik untuk memperjualbelikan teh tersebut.

Singkat kata, sifat-sifat dan tabiat minuman teh bisa dirangkum sebagai sebagai berikut: 1) ia terdiri dari perkawinan antara dua zat atau lebih. 2)  ia memiliki watak persatuan, persatuan antara zat-zat yang ada di dalamnya. 3) ia beragam dalam jenisnya, mulai dari jenis dengan nama normal sampai jenis yang namanya memelesetkan pikiran. 4) ia dicintai dan diminati oleh makhluk lain selainnya. 5) ia memiliki  nilai ekonomi dan kegunaan lainnya.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun