Maka dengan dorongan kekuatan dari makna langit dan makna bumi lebaran ini, lebaran dengan diri sendiri bisa dilakukan. Hasilnya barangkali "idealitas kedirian" yang meningkat dari sebelumnya. Kesadaran bahwa diri sendiri menjadi titik pijak dari kesadaran sosial dan kesadaran kosmos. Tanpa kesadaran diri yang tepat, kesadaran lainnya akan menjadi tidak bermakan apa-apa.
Maka jika rangkaian ini dibalik, akan menampakkan rangkaian lebaran yang dimulai dari diri sendiri, kemudian merambah ke lebaran dengan sesama manusia dan makhluk lainnya kemudian disempurnakan dengan lebaran dengan Tuhan sebagai tujuan final dari semua rangkaian tersebut. Dari diri sendiri sebagai titik permulaan, meluas ke kiri kanan sebagai manusia dan sesama makhluk dan diakhiri dengan menaik ke atas menuju Tuhan.
Maka lebaran, oleh karenanya tidak hanya dianggap sebagai kebiasaan sosial keagamaan semata-mata, tetapi juga sebagai alat atau perangkat dalam rangka menyatukan kesadaran diri, kesadaran kemanusiaan dan kesadaran ketuhanan. Demikian barangkali makna ideal dari satu fenomena hari raya lebaran ini.
Sekian...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H