Tetapi keadaannya akan berbeda apabila seseorang telah kehilangan bekal modal bawaan dan mengalami degradasi moral institusional, maka yang bersangkutan hanya akan berkiblat kepada moral yang kebetulan ditemukannya dalam dunia pergaulan dan dunia maya yang dia temukan.
Maka terjadilah kejadian-kejadian yang membuat hati miris. Miris karena hal sepele berakibat kepada pembalasan dendam yang berlebihan. Pembalasan dendam yang berujung pada kehilangan masa depan dan kehidupan seseorang.
Begitu mengkhawatirkannya keadaan sekarang ini. Jika para pelaku pendidikan moral dan pendidikan agama tidak sigap dan mawas dengan keadaan ini, maka dalil-dalil moral dan ajaran agama hanya akan sekedar menjadi hafalan dan pernyataan-pernyataan yang tidak memiliki bekas dalam diri seseorang.
Kewajiban moral bawaan dan moral institusional akan dikalahkan dengan "moral dadakan" yang ditemukan di lingkungan pergaulan dan dunia maya. Pada akhirnya, moral dadakan itulah yang akan dijadikan standar dan tolok ukur oleh seseorang untuk berinteraksi. Dengan moral dadakan itu pula seseorang akan berterima kasih atau akan membalas dendam terhadap sesamanya, orang tuanya dan terhadap gurunya.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H