Mohon tunggu...
Mahbub Setiawan
Mahbub Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Bukan siapa-siapa

1/2 kemanusiaan, 1/2 ketidaktahuan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menghargai dan Menghormati Rumput

3 Februari 2018   01:43 Diperbarui: 3 Februari 2018   12:56 1728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sosiocritica.wordpress.com)

Waktu itu mata pelajaran di kelas adalah Ilmu Pengetahuan Alam. Sebuah ilmu yang menjelaskan mengenai macam-macam makhluk yang hidup di bumi ini, mulai manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan termasuk rumput yang terinjak tadi.

Pak guru pun menjelaskan berbagai macam jenis tumbuhan yang ada di atas permukaan bumi. Penjelasannya mengacu kepada buku paket yang diberikan oleh pemerintah sebagai buku acuan untuk siswa sekolah.

Ilmu tumbuhan pun hanya sebatas menjelaskan tentang sifat, ciri, jenis atau klasifikasi lainnya sesuai hasil penelitian para ilmuwan alam. Itu sudah lebih dari cukup untuk seorang murid kelas 6 SD sepertiku dan teman-temanku.

Tidak ada lagi tambahan mengenai apa makna tumbuhan, hakikat sesungguhnya, apa tujuan diciptakannya, apa kondisinya nanti setelah bumi mengalami kehancuran. Pertanyaan-pertanyaan tersebut tentunya tidak akan ditemui dalam buku paket pelajaran.

Kriiiing... bel berdering. Itu menandakan selesainya jam pelajaran yang sudah diajarkan yang membuatku pusing. Aku pun bergegas keluar menuju kamar mandi untuk kencing.

Setelahnya, aku kembali ke kelas untuk melanjutkan mata pelajaran meskipun sebenarnya aku merasa malas. Tetapi semua kulakukan demi menyiapkan bekal pengetahuan masa depan yang belum jelas.

Selesai semua mata pelajaran, aku pun keluar kelas bersama teman-teman berhamburan. Pulang ke rumah untuk mengisi perut yang sudah menuntut makan. Makan siang dengan lauk ala kampungan, karena orang tuaku bukan orang berkecukupan.

Seperti itulah rekaman sejarah masa laluku di masa kanak-kanak dahulu. Rutinitas yang dihabiskan untuk menuntut ilmu. Akhirnya berpuluh tahun pun beralu. Kini aku mencoba merenungi kejadian rumput yang menempel di sepatuku dahulu.

Baca juga: Nostalgia Anak "Kampoeng Tempo Doeloe

***

Ya. Rumput adalah makhluk "rendahan"  ciptaan Tuhan yang hanya melekat di bumi. Tingginya tidak sampai melebihi tinggi manusia. Meskipun ada rerumputan yang tinggi setinggi manusia, tetapi kebanyakan rumput tidak seperti itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun