Mohon tunggu...
Mahbub Setiawan
Mahbub Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Bukan siapa-siapa

1/2 kemanusiaan, 1/2 ketidaktahuan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bukan Puisi | Sabda dari Matahari

2 Februari 2018   22:15 Diperbarui: 2 Februari 2018   22:56 1272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Matahari di genggaman (mountbatursunrisetrekking.com)

Lihatlah matahari...! Adakah planet yang mampu melawan kekuatannya? Tidak ada. Dengan energi dan api yang ada padanya, matahari mampu meluluhlantakkan apa pun yang ada di dekatnya.

Tetapi matahari tidak sombong dengan kekuatannya. Dia menjauhkan diri agar planet di sekelilingnya tidak terancam olehnya. Cukup baginya untuk memberikan cahaya dan kehangatan bagi benda planet sekitarnya.

Lihatlah matahari...! Apakah bumi lebih besar dari padanya? Tidak. Matahari lebih besar ukurannya dari pada bumi. Matahari lebih kuat energinya dari pada bumi. Matahari lebih terang cahayanya dari pada bumi.

Tetapi matahari tidak menebar api dan membakar bumi seisinya. Matahari bijak dengan kebesarannya. Matahari menaungi bumi dengan cahayanya. Matahari menjaga gravitasi bumi sehingga tetap di orbitnya.

Lihatlah matahari...! Apakah ia berada dekat dengan kita penghuni bumi? Tidak. Dia jauh sejauh-jauhnya. Dia tidak mungkin dijangkau oleh manusia. Dia berada di ketinggian dan kejauhannya.

Tetapi matahari tidak meninggalkan kita semua di bumi. Meskipun jauh, setiap pagi sampai sore hari, dia setia menyapa dan menengok penghuni bumi semuanya. Dia tersenyum kepada kita semuanya.

***

Jika manusia merasa hebat dan kuat, belajarlah dari matahari agar tidak menghinakan mereka yang lemah; agar melindungi mereka yang tidak berdaya. Jika manusia merasa pintar dan cerdas, belajarlah dari matahari agar mau mengajari mereka yang bodoh dan tuna wacana.

Jika manusia merasa kaya dan berada, belajarlah dari matahari agar mau memberi kaum miskin dan duafa; mau memberi pengemis dan kaum tak punya. Jika manusia merasa gagah perkasa, belajarlah dari matahari agar tidak menyebar api amarah dan angkara murka; agar rendah hati dan tidak menghina sesama.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun