Salah satu tanda kemajuan peradaban bangsa adalah tertib dan disiplin dalam hal-hal sepele dalam kehidupan sehari-hari di ruang publik. Tertib lalulintas, tertib antre, tertib duduk, tertib parkir dan lain-lain. Boleh saja kita "semau gue" ketika di ruang privat seperti di rumah sendiri. Tetapi ketika berada di ruang publik di mana kebebasan individu dibatasi oleh kebebasan orang lain, maka penting kiranya kita menata tindakan sehingga tidak mengganggu  orang lain.
Kita sering mengalami hal-hal sepele yang cukup mengganggu pemandangan dan perasaan tetapi tidak bisa berbuat apa-apa. Diam atau mengalah kadang menjadi pilihan untuk menghindari gesekan atau konflik yang disebabkan karena tidak ada penerimaan jika ada teguran. Beberapa contoh di bawah ini adalah cerminan dari mentalitas seseorang yang memang sepele tetapi cukup mengganggu dan tidak kece.
Antrean
Mengantre (begitu menurut KBBI, bukan mengantri) adalah cara untuk menjaga ketertiban dalam rangka mendapatkan sesuatu atau membuang sesuatu. Antre membeli tiket atau membeli barang adalah pemisalan antre mendapatkan sesuatu. Antri ke kamar mandi adalah antre untuk membuang sesuatu.
Kita semua pasti pernah mengalami bagaimana seseorang menyerobot antrean dengan tanpa rasa bersalah atau rasa malu. Kita yang sudah lama bersabar, tiba-tiba disalip oleh orang dengan mental disiplin minus. Terkadang juga, orang yang melayani antrean malah justru melayaninya seolah tidak ada pelanggaran kesopanan yang terjadi. Menyebalkan bukan?
Duduk di Transportasi Umum
Tiket kereta atau tiket pesawat sudah kita dapatkan. Begitu masuk mau duduk, eh tempatnya sudah ditempati orang. Memang betul dia yang duduk juga membeli tiket kursi di deretan kursi yang sama dengan kita tetapi urutan juga menjadi pertimbangan ketika kita membeli tiket kereta atau tiket pesawat.
Tiket dengan kode urutan A, D atau F biasanya tiket yang menunjukkan tempat duduk dekat jendela. Memilih tempat duduk dekat jendela tentunya sudah kita persiapkan jauh-jauh hari dengan tujuan supaya lebih leluasa melihat pemandangan di luar.
Padahal kalau kita pikirkan, mereka yang mampu membeli tiket kereta kelas eksekutif atau tiket pesawat adalah orang yang memiliki kemampuan ekonomi cukup. Ternyata kemampuan ekonomi ini tidak seiring dengan kedisiplinan dan mental teratur dari yang bersangkutan. Memalukan bukan?