Mohon tunggu...
Mahbub Setiawan
Mahbub Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Bukan siapa-siapa

1/2 kemanusiaan, 1/2 ketidaktahuan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tafsir Kejujuran dan Keselarasan: Hadiah Sepeda Itu Ditolaknya

17 Januari 2018   11:01 Diperbarui: 17 Januari 2018   13:11 1077
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Apdal dan Presiden Jokowi saat berada di Muktamar XII Jatman di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Senin (15/01/2018). (Sumber: www.regional.kompas.com)

Misalnya saja, jika seorang petani, tentu saja tidak akan membutuhkan dibukanya bengkel otomotif di wilayah pertaniannya. Ini dikarenakan kemampuan tersebut tidak dibutuhkan olehnya. Seorang petani lebih membutuhkan fasilitas dan sarana untuk memudahkan aktivitas pertaniannya seperti irigasi, pupuk yang terjangkau atau kebijakan lainnya terkait dengan pertanian. Begitu juga dengan seorang guru. Kemampuan yang terkait dengannya mungkin saja kesejahteraan hidup sebagai seorang guru, sarana dan prasaran pendidikan di tempatnya mengabdi dan lain-lain.

Tingkat kemampuan ini akan sangat bervariasi di semua kalangan sesuai dengan profesi, kondisi, lingkungan, latar belakang, maksud, tujuan dan lain sebagainya. Sebagai seorang pimpinan, siapa pun itu orangnya, semua variasi kemampuan itu harus dikenali dan dipahami. Ini bertujuan agar apa yang menjadi kebijakan dan keputusan yang diambilnya akan sinkron dan sesuai dengan tingkat kebutuhan dan kemampuan rakyatnya. Itulah sebabnya seorang Presiden atau Menteri selalu didampingi oleh sekelompok tim yang dikenal dengan staf ahli. Ahli dalam mendeteksi permasalahan yang mungkin ada di semua lapisan masyarakat.

Tingkat penerimaan dan ketaatan rakyat akan selalu diukur salah satunya oleh tingkat kesesuaian antara kehendak mereka dengan kebijakan dan keputusan pimpinannya. Semakin sesuai dengan kehendak rakyat, semakin diterima. Semakin tidak sesuai dengan kehendak rakyat, semakin ditolak. Begitulah "hukum jual beli" antara pemimpin dan yang dipimpin. Hukum yang berlaku sama di mana saja dan kapan saja. Hukum yang hanya dianulir oleh pemaksaan kehendak dan otoritarianisme yang justru akan menghancurkan hubungan baik antara yang dipimpin dengan pemimpinnya.

Maka, peristiwa penolakan pemberian hadiah sepeda dari seorang Presiden kepada warganya, meskipun merupakan fenomena biasa saja, akan menjadi luar biasa dan penuh makna jika kita mau merenungkannya. Dari sana kita dapat memperoleh pelajaran mengenai kejujuran dan keselarasan dari kehendak rakyat jelata dengan kehendak Presidennya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun