Mari kita sejenak memperhatikan keadaan sekitar kita. Akan kita dapati segala hal memiliki kebalikan masing-masing. Misalnya saja, ada atas ada bawah, ada timur ada barat, ada utara ada selatan, ada besar ada kecil, ada senang ada susah, ada kaya ada miskin, ada kuat ada lemah, ada baik ada buruk dan pasangan-pasangan lain baik itu dalam bentuk yang bisa di-persepsi oleh pancaindera atau hanya bisa dipahami oleh akal pikiran. Inilah fakta kehidupan seperti yang dinyatakan Tuhan bahwa Dia menciptakan segala sesuatu itu berpasangan.Â
Berpasangan dalam rangka mencapai keseimbangan dan keserasian dan kesempurnaan. Selain itu hal ini juga bisa dipahami sebagai upaya alam dalam menunjukkan bahwa kebenaran maupun kebaikan bisa ditemukan tidak hanya dalam sebuah penampakan afirmatif tetapi juga dalam berbagai penampakan yang kontradiksi.
Memahami makna dan nilai dalam fakta yang kontradiktif mungkin tidak susah jika berhubungan dengan hal-hal yang bersifat lahiriah. Ambil contoh misalnya, kita bisa mengatakan dan merasakan bahwa duduk di dekat jendela di dalam kereta api mungkin akan membuat orang merasa nyaman karena bisa melihat pemandangan di luar. Tetapi ini tidak berarti yang duduk di dekat lorong tidak mendapatkan hal yang memudahkan bagi dirinya.Â
Bagi dia duduk di kursi yang kontradiktif dari kursi yang dekat jendela yaitu kursi yang berada di tengah dekat lorong, akan memudahkan dan mempercepat dia untuk mengakses jalan keluar daripada mereka yang duduk dekat jendela.
Contoh lain misalnya mengenai musim kemarau dan musim hujan. Kedua musim tersebut memberikan manfaat dan kebaikan kepada manusia. Ketika musim kemarau aktivitas manusia cenderung lebih lancar dari pada ketika musim hujan karena orang tidak akan terganggu dengan turunnya air hujan yang akan membasahi apa pun yang terkena olehnya.Â
Namun dalam musim hujan juga ada kebaikan dan manfaat yang bisa dirasakan oleh manusia. Misalnya saja para petani memiliki kesempatan untuk menggarap sawah dan lahan pertaniannya tanpa harus khawatir dengan pasokan air karena sudah diguyur dengan air hujan. Manfaat lain misalnya, tanaman menjadi lebih subur dan tidak akan kekeringan tanpa harus melakukan penyiraman. Keduanya baik itu musim kemarau atau musim hujan bisa memberikan manfaat dan kebaikan yang langsung dapat dirasakan oleh manusia tanpa kesulitan untuk memahaminya.
Kesulitan manusia dalam memahami makna dari sebuah kontradiksi terjadi ketika pemahaman tersebut berkaitan dengan perasaan dan naluri manusia yang selalu menginginkan kesenangan dan kebahagiaan dalam hidupnya. Yang menyenangkan dan yang membahagiakan di dalam kehidupan ini sering disederhanakan hanya berada pada satu sisi dan menganggap sisi lain yang berlawanan tidak menjadi sesuatu yang diharapkan.Â
Misalnya menjadi kaya adalah sesuatu yang menyenangkan dan membahagiakan. Menjadi terkenal adalah sesuatu yang mengasyikkan dan menggairahkan bagi kehidupan. Menjadi senang adalah sesuatu yang diharapkan oleh manusia. Kebalikan dari semua itu tentunya akan dijauhi dan dihindari oleh manusia secara naluriah. Di sinilah pemahaman dan pemaknaan manusia sering terhenti dan terjebak menjadi pemahaman yang partikular dan berat sebelah.Â
Padahal jika kembali kepada prinsip awalnya, segala sesuatu yang tampak bertolak belakang sebenarnya sama-sama memberikan manfaat dan makna serta nilai bagi manusia jika ia mampu memahaminya dengan benar.
Untuk dapat memaknai sebuah kontradiksi yang tidak diinginkan dalam kehidupan, maka seseorang harus mencoba untuk menghindarkan diri dari pengaruh umum dan konvensi yang semu yang mendorong manusia untuk berpikir tidak seimbang.Â
Misalnya, jika kemiskinan adalah sebuah keadaan yang oleh orang banyak dan berdasarkan "kesepakatan" dianggap sesuatu yang menyakitkan, maka hal tersebut harus dicoba untuk dipahami secara kontradiktif dari pemahaman orang-orang pada umumnya. Artinya mulai menerima dan menganggap kemiskinan sebagai sebuah kenyataan hidup yang biasa saja yang di dalamnya terdapat manfaat dan makna yang tidak kalah penting bagi kehidupan manusia baik yang menjalaninya atau yang tidak.