Mohon tunggu...
I Putu Hendra Mas Martayana
I Putu Hendra Mas Martayana Mohon Tunggu... Dosen - pendulumsenja

Ik Ben Een Vrijmaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Begini "Kode" Ideal Pasangan Milenial

9 Juli 2018   18:24 Diperbarui: 11 Juli 2018   20:36 2263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cowok kalo suka nyewek dibilang hebat 
Cewek yang berlaku sebaliknya dibilang murahan 
Cowok nakal dan genit itu lumrah 
Cewek berlaku sebaliknya dikatai dunia akan kiamat

(Obrolan di Warung Tomcat Singaraja, Minggu 8 Juli 2018)

Beberapa hari yang lalu saya janjian makan dengan seorang teman. Tempat makan itu cukup populer di kalangan anak muda di kota tempat kami tinggal. Biasanya, suasana akan semakin ramai menjelang sore hingga malam. 

Maklumlah, pelanggannya kebanyakan anak kuliahan yang aktivitas rutinnya sudah mentok-pagi kuliah, siang buat tugas, sore sampai malam hang out. Nuansa laris manis warung ini juga terasa dengan wara wirinya abang-abang ojek Grabb yang setia menantikan pesanan pelanggan.

Tatkala sedang asik menikmati pemandangan ABG2 bening yang berseliweran memesan makanan, sambil bersenda gurau, kami berdua tersadar bahwa umur tak lagi muda. Ternyata sudah seperempat abad plus 3, itu artinya sudah mendekati kepala 3. Umur yang terlalu tua untuk hadir di ruang-ruang yang didominasi anak milenial. 

Obrolan ngalor ngidul dua sahabat lawas ini sampai ke pembahasan yang serius-nostalgia tentang kriteria perempuan ideal di masa-masa kuliah dulu. Dari cerita itu saya merasakan dua hal, kebanggaan sekaligus penyesalan. Kebanggaan karena saya tidak pernah "nakal" alias alim plus jaim. Masa kuliah saya lewati sebagai pria "baik" dengan label mahasiswa yang jujur, rajin, dan aktivis.  

Penyesalan karena rasa itu justru baru muncul hari ini. Jika saja ada permintaan yang ingin dikabulkan, saya ingin kembali ke masa kuliah dulu. Menikmati waktu dengan kegiatan yang lebih menantang adrenalin. Namun, tulisan ini tidak hendak membahas umur kami yang semakin menua atau obrolan yang out of the context. Hadirnya tulisan ini justru diinspirasi oleh pertemuan tadi, yakni tentang kode-kode yang memunculkan kategori pasangan ideal. 

Saya beruntung memiliki banyak teman yang umurnya lebih muda, kelahiran antara 1992-1995. Mereka inilah generasi milenial akhir yang selalu up to date perkembangan teknologi, film, suka traveling meski memiliki 1 kelemahan-budaya literasinya rendah. 

Melalui merekalah saya bisa menggali informasi sedalam-dalamnya tentang bagaimana mereka selaku milenial mempersepsikan kategori pasangan yang ideal. Hal ini juga yang menjadi alasan saya memberikan tambahan kata "milenial" pada judul artikel ini.

Sebagian besar kawan laki-laki memberikan jawaban tentang imej kecantikan ideal tampaknya masih belum bisa lepas dari nilai-nilai tradisional yang menggariskan bahwa bagian terpenting yang harus dimiliki seorang perempuan untuk dijadikan sumber perhatian adalah kecantikan fisik. 

Kapitalisme media massa yang memiliki peran besar dalam mengkonstruk imej kecantikan belum bisa memberikan alternatif lain tentang makna kecantikan, khususnya bagi laki-laki. Meskipun jaman sudah menunjukkan bahwa konsep kecantikan selalu berubah, tetapi selalu ada nilai dasar yang dijadikan patokan bahwa kecantikan adalah kondisi yang tercipta karena adanya harmoni dan kesimetrisan antara wajah, tubuh serta mentalitas seseorang.

Dari kriteria kecantikan ideal yang didominasi unsur fisik itu, saya mencatat setidaknya ada 6 kepribadian seorang perempuan untuk menjadi pusat perhatian laki-laki, yakni pemalu, cantik, materialistis, pengertian, tomboy, dan sederhana. 

Perempuan cantik biasanya sadar dirinya menarik. Bukan hanya modal muka, tampilan body goals-nya bisa jadi magnet utama yang membuat mereka menjadi pusat perhatian lelaki. Tidak mengherankan jika perempuan jenis ini cenderung sombong dan tinggi hati. Perempuan sederhana biasanya tidak ingin menonjolkan kelebihan yang dimilikinya meskipun mereka pintar, hebat dan cantik. 

Mereka cenderung kalem dengan kelebihan itu dan memilih untuk diam. Pribahasa silent is gold nampak cocok dengan perempuan dengan pribadi pendiam ini. Perempuan tomboy adalah perempuan yang penampilannya mirip laki-laki. Celana panjang dipadankan dengan kaos, wajah polos tanpa make up, rambut - entah pendek maupun panjang dibiarkan berantakan, paling banter dikuncir ekor kuda, sepatu sneakers-jarang pakai high heels mewarnai penampilan santai pribadi yang satu ini

Sebaliknya, apa kira-kira sifat laki-laki yang bisa membuatnya mereka populer di mata perempuan? Hipotesis awal bahwa laki-laki terlihat menarik di mata perempuan karena mampu tampil misterius nampaknya menjadi kenyataan. 

Hal ini wajar mengingat teman perempuan yang saya tanyai rata-rata adalah penggila drama Korea yang memang kerap menampilkan tokoh utama laki-laki sebagai pribadi yang misterius. Namun, sebelum sifat misterius itu memiliki kesan kuat di mata perempuan, seorang laki-laki harus mampu menampilkan sisi unik dari diri mereka. Unik akan membuat mereka tampil berbeda dari teman-temannya. 

Tampil beda akan melahirkan rasa penasaran sehingga mendorong rasa ingin tahu untuk mengenalnya lebih dekat. Perempuan merasa banggga bisa dekat dengan lelaki yang menurutnya unik. Sebab, dalam keunikan mereka menemukan kemisteriusan. Kebanggaan akan berlipat manakala mereka berhasil menerobos kemisteriusan itu dengan hubungan istimewa.

Selain harus tampil unik, seorang laki-laki harus menampilkan imej yang tidak jauh dari karakter tokoh utama dalam drama Korea yakni ganteng, kece, imut, dan humoris. Seorang laki-laki dilarang untuk bersikap angkuh, bandel, cerewet, suka berbohong egois, gombal, suka berbuat jahat, suka nyinyir, suka ngomong jorok, pribadi yang rapuh dan payah, lola alias lelet, pengecut, telat mikir, munafik dan kikir. 

Meski demikian, nampaknya laki-laki yang ideal seperti di atas hanya ada dalam mimpi. Beberapa teman secara jujur menyatakan bahwa ketampanan itu bukan sekedar fisik semata, terpenting adalah sifat-sifat yang menyenangkan dan membuat nyaman.

Berbeda dengan laki-laki yang menjadikan unsur fisik sebagai ketertarikan utama terhadap lawan jenis, perempuan lebih mengutamakan laki-laki yang sanggup menghadapi kenyataan, memiliki sikap jujur, dan pemberani. Laki-laki yang memiliki gaya hidup sehat juga perlu mendapat perhatian seperti tidak merokok, tidak minum minuman beralkohol dan tentunya tidak suka "jajan" sembarangan. 

Pada akhirnya, perempuan cenderung akan memberikan respon kepada laki-laki yang mampu memberikan sinyal-sinyal kehangatan, kedekatan dan perlindungan terhadap berbagai jenis bahaya.

Kesemuanya itu dapat diungkapkan dalam bentuk perhatian, suara yang meyakinkan, atau bahkan sentuhan. Hal terpenting, perempuan tidak tertarik dengan organ "intim" laki-laki.

Hal-hal teknis dan praktis lainya misalnya seorang laki-laki harus bisa menjaga penampilannya, mampu unjuk diri melalui prestasi, tidak malu-malu dan bisa berteman dengan sahabat-sahabat pacarnya. 

Untuk mengetahui apakah laki-laki disenangi atau tidak oleh perempuan bisa diketahui dengan melihat gestur-memperhatikan tatapan dan cara bicara.

Jika si perempuan merasa tertarik, tanpa sadar pupil matanya akan membesar, sebalikya bila si perempuan bicara dengan nada yang terlalu lambat, berhati-hatilah, sebab bisa jadi itu tanda bahwa perempuan tidak tertarik atau mulai bosan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun