Mohon tunggu...
MAHATIR MUHAMMAD FEBI F
MAHATIR MUHAMMAD FEBI F Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengelolaan Sumber Daya Bersama, Untuk Alam atau Manusia?

7 Oktober 2024   11:45 Diperbarui: 7 Oktober 2024   11:50 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Tragedy of the Commons adalah konsep yang menjelaskan bagaimana sumber daya bersama, jika tidak dikelola dengan baik, dapat dieksploitasi hingga habis oleh individu yang bertindak demi kepentingan pribadi. Konsep ini pertama kali dipopulerkan oleh Garrett Hardin pada tahun 1968. Dalam konteks sumber daya alam, tragedi ini terjadi ketika individu menggunakan sumber daya tersebut tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjangnya, seperti penangkapan ikan berlebih atau penggembalaan yang tidak terkendali.

Keberlanjutan, di sisi lain, adalah konsep yang menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara kebutuhan manusia dan kelestarian lingkungan. Keberlanjutan bertujuan untuk memastikan bahwa sumber daya alam dapat digunakan secara efisien tanpa merusak kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Dalam hal ini, hubungan antara tragedy of the commons dan keberlanjutan sangat erat.

Sumber daya alam seperti air, hutan, dan udara bersih sering kali menjadi contoh dari tragedy of the commons. Ketika sumber daya ini dikelola secara kolektif, sering kali individu merasa terdorong untuk memanfaatkan sebanyak mungkin, tanpa memikirkan akibatnya. Misalnya, jika semua petani di suatu daerah menggembalakan hewan di padang rumput yang sama tanpa batasan, padang rumput tersebut bisa rusak dan tidak lagi dapat mendukung kehidupan hewan. Hal ini menyebabkan kerugian tidak hanya bagi individu tetapi juga bagi komunitas secara keseluruhan, menciptakan ketidakberlanjutan.

Dalam konteks keberlanjutan, penting untuk mengembangkan sistem pengelolaan yang mendorong penggunaan sumber daya secara bertanggung jawab. Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menetapkan regulasi yang mengatur penggunaan sumber daya dan memastikan bahwa semua pihak memiliki kepentingan untuk menjaga keberlanjutan sumber daya tersebut. Misalnya, pengenalan batasan penangkapan ikan atau pengelolaan hutan yang berkelanjutan dapat membantu melindungi sumber daya alam.

Disamping itu, bagaimana sumber daya bersama dikelola? apakah berdasarkan prinsip konservasi utilitas ataukah biosentrisme. Konservasi utilitas sendiri merupakan pendekatan yang berfokus pada nilai dan manfaat bagi manusia. Tujuannya adalah menjaga keberlanjutan sumber daya alam agar tetap bermanfaat bagi kebutuhan ekonomi dan sosial manusia dalam jangka panjang. Dalam konteks ini, pengelolaan sumber daya bersama dilakukan untuk memaksimalkan penggunaan sumber daya secara berkelanjutan, menjaga produktivitas agar terus dapat memberikan manfaat langsung seperti pangan, kayu, atau bahan baku lainnya.

Sebaliknya, biosentrisme menekankan pentingnya menjaga alam demi keberadaannya sendiri, terlepas dari manfaat yang dapat diperoleh manusia. Pendekatan ini lebih mendasarkan pada pemikiran bahwa semua makhluk hidup dan ekosistem memiliki nilai yang harus dihormati dan dipertahankan. Dalam biosentrisme, sumber daya bersama dikelola dengan tujuan melestarikan keanekaragaman hayati dan fungsi ekosistem, tanpa berfokus pada keuntungan bagi manusia.

Jadi, apakah pengelolaan sumberdaya bersama termasuk konservasi utilitas atau biosentrisme tergantung pada cara dan tujuan pengelolaannya. Jika sumber daya dikelola demi kepentingan manusia, maka mencerminkan konservasi utilitas . Namun, jika dikelola demi kelestarian alam tanpa memprioritaskan keuntungan manusia, maka mencerminkan biosentrisme. Namun, seringkali kali juga dalam pengelolaan sumberdaya bersama ini berupa campuran dari kedua prinsip ini, berusaha menyeimbangkan manfaat bagi manusia dengan pelestarian alam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun