Anemia merupakan masalah kesehatan yang sering dialami oleh masyarakat di dunia. Anemia adalah penyakit darah atau gangguan hematologi yang terjadi ketika kadar hemoglobin (bagian utama sel darah merah yang mengikat oksigen) turun di bawah normal. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, anemia adalah suatu kondisi di mana jumlah dan ukuran sel darah merah, atau konsentrasi hemoglobin, turun di bawah batas tertentu, sehingga darah tidak dapat membawa oksigen ke seluruh tubuh. Anemia bisa bersifat sementara atau jangka panjang, dari ringan hingga berat(Yulianti, 2019).
 Anemia disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya: Kurangnya zat besi di dalam tubuh, zat besi merupakan komponen penting dalam produksi hemoglobin yang membawa oksigen ke seluruh tubuh, kekurangan vitamin B12 dalam produksi sel darah merah karena kurangnya asupan dalam diet vegetarian yang tidak seimbang, kekurangan asam folat (vitamin B9) untuk produksi sel darah merah, Penyakit kronis, seperti gagal ginjal, kanker, penyakit autoimun, dan infeksi kronis dan kelainan genetik yang mempengaruhi produksi atau fungsi sel darah merah (Kusumawardhani, 2019).
 Berdasarkan penyebab anemia diatas, anemia diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, yaitu: anemia karena perdarahan, anemia gizi (anemia kekurangan zat besi, kekurangan asam folat dan vitamin B12), anemia penyakit kronis (anemia pada infeksi HIV, penyakit rematik), anemia tumor ganas dan lain-lain), selain jenis-jenis anemia tersebut, ada juga jenis anemia lainnya, termasuk anemia akibat kegagalan dari produksinya sel darah merah di dalam sumsum tulang belakang .(Rahayu et al., 2019)
 Gejala pada anemia tergantung oleh derajat dan percepatan terjadinya anemia. Gejala kurang darah muncul akibat berkurangnya pasokan oksigen ke jaringan sehingga gejala anemia dapat muncul pada berbagai organ di dalam tubuh. Gejala utamanya adalah pucat, lesu, lemah, kejang otot, sesak napas, jantung berdebar dan pusing. Pada anemia berat atau anemia yang disebabkan oleh perdarahan akut, gejalanya bisa lebih serius dan mengancam jiwa, seperti kehilangan kesadaran, irama jantung yang tidak normal, gagal jantung, dan kematian (Andini, 2021).Â
 Anemia dapat memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan dan kualitas hidup seseorang. Beberapa dampak yang umum terkait dengan anemia meliputi: kelelahan karena kurangnya sel darah merah yang sehat dan hemoglobin yang memadai dapat mengurangi pasokan oksigen ke seluruh tubuh, Kesulitan berkonsentrasi karena kekurangan oksigen dalam otak dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berkonsentrasi, berpikir jernih, dan memproses informasi dengan baik, gangguan kekebalan tubuh akibatnya membuat seseorang menjadi lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit, dan gangguan pada jantung serta pada pernapasan (Nurrahman et al., 2020).
 Maka dari itu untuk mengurangi risiko terkena penyakit anemia atau mencegah terjadinya anemia, ada beberapa langkah yang dapat diambil yaitu:
1. Konsumsi makanan yang kaya zat besi: Zat besi merupakan nutrisi penting dalam produksi sel darah merah. Makanan kaya zat besi meliputi daging merah, unggas, ikan, kacang-kacangan, biji-bijian, bayam, dan brokoli. Memastikan asupan zat besi yang cukup melalui pola makan seimbang dapat membantu mencegah anemia defisiensi zat besi.
2. Perhatikan asupan vitamin B12 dan asam folat: Vitamin B12 dan asam folat juga penting untuk produksi sel darah merah yang sehat. Sumber makanan yang kaya vitamin B12 meliputi daging, ikan, produk susu, dan telur.
3. Hindari defisiensi gizi: Menerapkan pola makan seimbang dan memastikan asupan nutrisi yang cukup dapat membantu mencegah anemia. Pastikan makanan harian Anda mencakup karbohidrat, protein, lemak sehat, serat, serta vitamin dan mineral yang penting untuk kesehatan secara keseluruhan.
4. Pertimbangkan suplemen: Jika Anda memiliki risiko tinggi terkena anemia atau mengalami defisiensi nutrisi tertentu, dokter atau ahli gizi dapat merekomendasikan suplemen zat besi, vitamin B12, atau asam folat. Namun, penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum mengonsumsi suplemen, karena dosis dan kebutuhan masing-masing individu dapat berbeda.
5. Dan pantau kondisi kesehatan: Jika Anda memiliki kondisi medis yang dapat meningkatkan risiko anemia, seperti gangguan sumsum tulang, penyakit kronis, atau gangguan penyerapan nutrisi, penting untuk menjaga pemantauan rutin dan pengobatan yang direkomendasikan oleh dokter.