Mohon tunggu...
Mahathir Ali
Mahathir Ali Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis untuk berbagi pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Mengulik Tentang Pola Asuh Otoriter

19 Februari 2024   20:44 Diperbarui: 19 Februari 2024   20:46 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Bermula dari cerita beberapa teman penulis mengenai bagaimana masa kecilnya, saya dapati bermacam-macam pola asuh/didikan dari orang tua. Ada yang agamis, dimanjakan, ada juga yang multidisiplin dikeluarganya bahkan otoriter pun ada. Disini saya ingin mengulik sedikit tentang pola asuh otoriter. Berikut sedikit ulasannya.

Pengasuhan otoriter adalah salah satu bentuk pola asuh yang mana orang tua menekankan pada anaknya agar selalu nurut, tunduk, dan patuh.

Dalam hal ini, orangtua dengan pola didik otoriter biasanya mengharapkan anak-anaknya untuk mengikuti, menuruti apa-apa yang diperintah oleh ortu tanpa adanya diskusi terlebih dahulu, mulai dari aturan, dan lain sebagainya.

          Keluarga merupakan lembaga sosial yang paling dekat dengan anak. Secara garis besar keluarga mempunyai fungsi sosial, ekonomi, fungsi edukatif dan fungsi religi. Berbagai fungsi tersebut tetap berlangsung hingga saat ini, karena ternyata belum ada lembaga tertentu yang mampu menggantikan peran keluarga secara penuh seperti fungsifungsi keluarga pada umumnya.

          Pola Asuh  merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Oleh karena itu, pola asuh merupakan dasar dari perkembangan anak dan harus disertai dengan tujuan yang telah ditentukan agar dapat berjalan dengan baik.

          Pola asuh otoriter adalah gaya asuh yang bersifat membatasi dan menghukum. Orang tua yang otoriter memerintahkan anak untuk mengikuti petunjuk mereka dan menghormati mereka dan tidak mengizinkan anak banyak coment. Misalnya, orang tua yang otoriter mungkin mengatakan, "Lakukan sesuai perintahku. 

Jangan banyak Tanya!" Anak-anak dari orang tua yang otoriter sering kali berperilaku secara tidak kompeten secara sosial. Mereka  cenderung  cemas  menghadapi  situasi  sosial,  tidak  bisa  membuat inisiatif untuk beraktivitas, dan keahlian komunikasinya buruk.

          Pola asuh  merupakan tuntunan yang didapatkan pada anak dalam masa perkembangan serta perubahannya untuk meraih tingkat kedewasaan serta bertujuan untuk memberi ilmu dan  pengetahuan,  membentuk  karakter  diri,  serta  mengarahkan  anak  untuk  jadi pribadi yang lebih baik.

 Kondisi perkembangan mental anak karena disiplin orang tua yang otoriter akan menimbulkan dampak negatif terhadap anak seperti merasa rendah diri karena tidak diberi atau tidak memiliki kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya kepada orangtuanya, karena apa yang ingin dia sampaikan, akan selalu ditolak oleh orang tuanya sehingga anak akan menjadi rendah diri. 

          dampak pola asuh otoriter terhadap anak adalah:

  • anak menjadi pasif , tapi agresif artinya di depan orang tua menjadi penurut, tapi dibelakang orang tua menjadi nakal;
  • sangat ketergantungan  pada  orang  lain;
  • kurang  bertanggung  jawab  pada  diri sendiri;
  • selalu ingin disuruh dan di atur;
  • hilang kepercayaan terhadap diri sendiri;
  • lebih baik patuh dari pada berfikir;
  • tidak mau mengambil keputusan;

gaya pengasuhan otoriter secara tidak langsung akan mempengaruhi dalam membentuk perilaku anak, yaitu pembentukan watak anak dimana anak merasa tertekan, anak kurang berterus terang dan emosi yang tidak stabil sehingga terjadi komunikasi yang tidak efektif keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun