Mohon tunggu...
Mahathir Muhammad
Mahathir Muhammad Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Sesekali di kompasiana, sering kali di blog pribadi. mahathjr.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sepenggal Harapan dari SDN Loklahung

25 Januari 2016   21:51 Diperbarui: 25 Januari 2016   21:57 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Ada yang tahu Bahasa inggris nya pisang?”, seraya kepala saya menyapu arah, melemparkan dari sudut satu ke ujung sudut lainnya. Tak ada satupun dari mereka yang mengangkat tangannya.

[caption caption="(dok.pri)"][/caption]

Saya sedang berada di hadapan adik-adik SDN Loklahung, Loksado, dalam acara CSR pada rangkaian Datsun Risers Expedition etape kedua edisi Kalimantan. Sebelumnya, acara CSR ini dimulai dengan kata sambutan dari pihak SD dan perwakilan pihak Datsun yang dilanjutkan dengan penyerahan sejumlah buku dan uang tunai sebagai sarana penunjang kegiatan belajar mengajar.

Kehadiran kami yang ternyata terlambat satu setengah jam tidak menyurutkan antusiasme adik-adik ini. Para Risers diberikan kesempatan 20 menit untuk memberikan sebuah "suguhan" yang menginspirasi.

[caption caption="(dok.pri)"]

[/caption]

Ajang ini merupakan poin plus dalam kegiatan DRE, selain kita menjelajah Indonesia kita juga diajak untuk peduli terhadap Indonesia.

Belakangan saya mengetahui bahwa kegiatan CSR ini merupakan kelanjutan dari kegiatan Datsun Rising Hope yang berfokus pada kegiatan edukasi.

Seusai memperkenalkan diri dan berkenalan, kami membuka dengan penampilan goyang banana. Ini merupakan cara Riser 3 untuk mendapatkan perhatian mereka. Hasilnya? Lumayan berhasil sih, kelihatannya.

Gerak motorik yang berpadu dengan nada sederhana dengan lirik yang mudah diingat membuat suasana lebih semarak. Membuat kami lebih dekat dan akrab.

[caption caption="(dok.pri)"]

[/caption]

Mereka yang tadinya malu-malu menjadi lebih terbuka. Yang tadinya hanya menundukan kepala, berbuah menoleh kanan-kiri. Yang semula diam tanpa kata, lantang bernyanyi membuka suara. Semuanya larut dalam kebersamaan dan keriaan hingga tanpa sadar bahwa durasi waktu yang diberikan hampir usai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun