Mohon tunggu...
Humaniora

Pemira UM 2018, Jargon "Mahasiswa Netral" yang Tak Laku

28 November 2018   20:44 Diperbarui: 28 November 2018   20:54 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menuju Pemilihan Raya mahasiswa Universitas Negeri Malang, kamis 29 november 2018. KPU Universitas dan KPU Fakultas menggelar event tahunan tersebut secara serentak. 

Layaknya seperti pesta demokrasi diberbagai kampus, beredar desas-desus kabar tentang pemilihan calon ketua BEM UM yaitu Dari kabar adanya calon ketua dan wakil ketua BEM UM yang terindikasi radikal, kabar tentang PEMIRA yang tidak ramah terhadap kaum  disabilitas, kabar heroisme mahasiswa Nahdhiyin UM, dan lain sebagainya.

Dari berbagai kabar yang beredar, penulis meyakini bahwa seluruh mahasiswa UM sudah cerdas dalam memfilter berbagai kabar yang beredar. Tapi dalam tulisan ini, penulis tidak membahas kabar yang beredar tersebut. Sebelumnya untuk memperkenalkan sedikit tentang penulis, penulis adalah mahasiswa Anti Organisasi Ekstra Kampus. Perlu diketahui bahwasannya ada 3 unsur dalam mahasiswa, pertama mahasiswa netral, mahasiswa organisasi ekstra kampus dan mahasiswa anti ekstra kampus.

Dari berbagai sumber yang penulis dapatkan, banyak sekali kejanggalan yang terjadi pada Pemira tahun ini. Kejanggalan dalam konteks hal ini bisa disebut dengan kemandekan (Stagnan) dalam proses berpikir maupun bergerak dibawah naungan istilah mahasiswa era sekarang. 

Bentuk dari kestagnan tersebut bisa dilihat dengan adanya Pasangan Calon Ketua dan Wakil Ketua Bem Um yang mengatasnamakan Mahasiswa Netral. Pertanyaannya, Bagaimana bisa mencetuskan kader-kader peminpin, sedangkan proses berpikir maupun bergerak dalam keadaan tidak ke mana-mana, ia Stagnan.  

Bahkan kabarnya mereka membuat paham netralisme (baca: kebohongan) yang ingin mengusung calon ketua dan wakil ketua BEM didasarkan atas suara-suara mahasiswa tanpa golongan suatu apapun. Padahal perlu kita ketahui bahwa disini mereka sudah membuat golongan sendiri. Sehingga, sangat kelihatan jelas pencalonan tersebut bentuk ambisius mengejar jabatan bukan dengan latar belakang ajang pembelajaran bersama.  

Sebagai mahasiswa yang mengamati dan anti politik kampus, tidak ada PASLON netral dalam kontestasi PEMIRA tahun ini. Kabar bahwa PASLON nomer 1 yang tidak mengikuti golongan adalah kabar yang tidak benar. Mereka adalah pasangan calon ketua dan wakil Bem Um yang diusung oleh Omek GMNI dan IMM. Dan tentunya bahwa Pasangan calon nomer 1 "netral" adalah kabar yang dibawa agar PASLON  nomer satu memenangkan PEMIRA tahun 2019.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun