Kader adalah anggota masyarakat yang memiliki kesenggangan waktu untuk membantu mengidentifikasi kebutuhan kesehatan di masyarakat.  Keberadaan kader  sangatlah penting karena kader dapat menjadi jembatan antara petugas kesehatan dengan masyarakat dan dapat membantu masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya serta mendapatkan layanan kesehatan (Al Faiqah et al., 2022). Pada umumnya kader menggerakkan kegiatan Posyandu di desa. Kemenkes RI menjelaskan bahwa posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan sebuah bentuk pemberdayaan masyarakat dalam Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM) dan dilaksanakan dengan partisipasi penuh masyarakat yang memiliki tujuan untuk memberdayakan dan memberikan kemudahan masyarakat untuk memperoleh pelayanan untuk ibu, bayi, dan anak balita (Ambarita et al., 2019).Â
Balita atau bayi lima tahun memiliki proses pertumbuhan yang lebih lambat dibandingkan masa bayi dan tingkat aktivitasnya meningkat pada balita. Pada usia satu hingga lima tahun, pertumbuhan otak sangat pesat, yang dikenal dengan masa emas (golden period) (Milah & Zaqiah, 2023). Diperlukan asupan gizi yang tepat, pola asuh yang efektif, dan stimulus yang tepat untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal pada anak. Menurut para ahli, masa balita dinilai sebagai masa dimana individu paling rentan terhadap berbagai penyakit, salah satunya adalah penyakit yang disebabkan oleh asupan nutrisi yang kurang ataupun berlebihan yang menjadi penyebab dari sepertiga kematian anak di Dunia.
Stunting merupakan isu kesehatan yang utama bagi generasi muda di Indonesia. Angka 14% merupakan target yang harus dicapai untuk prevalensi stunting pada tahun 2024 (Kemenkes RI, 2021) tetapi berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia, stunting di tahun 2022 masih berada di angka yang cukup tinggi yaitu sebesar 21,6% dibandingkan dengan target yang harus dicapai pada tahun 2024. Kondisi yang disebut stunting terjadi pada anak-anak yang berusia di bawah lima tahun dan memiliki tinggi badan lebih pendek dibandingkan teman sebayanya (Fatoni, 2020). Kekurangan nutrisi terjadi selama kehamilan bayi dan awal kelahiran. Namun, keadaan stunting baru terdeteksi setelah bayi menginjak usia 2 tahun (Tim Nasional Percepatan Penurunan Kemiskinan, 2017).Â
Keberadaan kader di tengah masyarakat sangatlah penting karena kader dapat menjadi jembatan antara petugas kesehatan dengan masyarakat dan dapat membantu masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya serta mendapatkan layanan kesehatan. Maka dari itu kader harus memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik dan memenuhi standart. Serta dapat menunjukkan sikap postif dan tanggung jawab terhadap tugasnya. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan kader yaitu melalui pelatihan dan pembinaan yang dilakukan oleh petugas kesehatan.
Dalam hal peningkatan kapasitas pengetahuan dan kemampuan  kader  ini kami Mahasiswa Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Negeri Malang  melakukan dengan revitalisasi posyandu melalui pemberdayaan kader posyandu yang merupakan salah satu program dari kegiatan "KKN MBKM Mahasiswa Peduli Stunting" yang bekerjasama dengan pihak BKKBN guna mengurangi angka stunting di Desa Wonorejo, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri. Kegiatan revitalisasi kader ini dilaksanakan di Aula Balai Desa Wonorejo pada tanggal 2 Desember 2023. "Kader Pintar, Keluarga Sehat" merupakan slogan dari program revitalisasi posyandu yang kami lakukan dengan  upaya untuk meningkatkan strata posyandu secara bertahap menuju posyandu keluarga, pusat pelayanan terintegrasi, penanganan stunting, serta mendeteksi hal lainnya, dan juga konsultasi untuk edukasi bagi masyarakat. Kegiatan para kader diberikan materi tentang Kesehatan Lingkungan, Gizi Ibu dan Anak, dan Pengukuran Antropomteri. Tujuan revitalisasi ini adalah untuk pengoptimalan peran kader posyandu melalui pemberdayaan serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan kader dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak. Dengan indikator keberhasilan ysng diketahui melalui kertas Pre-Test dan Post-Test yang diberikan dan diketahui terdapat peningkatan pengetahuan oleh para kader setelah pemberian materi. Dari program ini diharapkan para kader dapat lebih mengerti terkait pengetahuan dan kemampuan yang harus dikuasai oleh kader. Jika para kader telah mendapat pengetahuan dan kemampuan yang baik, hal tersebut akan lebih memudahkan kader untuk memaksimalakn kinerja kerja mereka dalam  peningkatan kualitas pelayanan program kesehatan ibu dan anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H